“Cuaca yang tidak menentu sekarang ini sangat menghalangi masa panen. Karena apa? Kalau cuacanya hujan terus kita tidak bisa jemur. Walaupun beberapa pabrik besar mempunyai oven untuk mengeringkan padi, tapi itu tidak sebagus hasil padi yang dikeringkan dengan terik matahari. Jadi hal itu mendorong panen jadi terhambat,” tuturnya.
Kemudian, karena kuantitas beras yang terbatas serta distribusi yang terhambat itu berdampak pada mahalnya beras panen di pasaran. Dia menyebut harga beras panen rata-rata dijual diatas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
“Jadi belum bisa kembali harga seperti semula seperti di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk kuantitas juga belum banyak,” jelasnya.
Adapun, untuk harga beras saat ini, papar Zul, masih melonjak bahkan harga beras medium I tembus Rp 15.000 per kilogram di sejumlah provinsi.
(Taufik Fajar)