JAKARTA - Harga minyak turun lagi di akhir perdagangan Rabu. Kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif diyakini dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 63 sen atau 0,8% menjadi USD82,66 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April merosot 92 sen atau 1,2% menjadi USD76,66 per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca Juga: Terbang ke Inggris, Mendag Tingkatkan Ekspor Kopi RI
Kedua harga acuan minyak telah turun lebih dari 3,0% setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menyatakan bahwa Bank Sentral AS perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan sebagai tanggapan atas data ekonomi baru-baru ini.
"Harga minyak masih mengalami tekanan ke bawah karena komentar hawkish yang keluar dari The Fed yang mengindikasikan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Presiden Konsultan Lipow Oil Associates, Andrew Lipow, dikutip dari Antara, Kamis (9/3/2023).
Baca Juga: Mendag Ingin Tingkatkan Ekspor Kopi RI ke Inggris
Dolar yang lebih kuat membatasi harga minyak di awal sesi. Komentar Powell telah mendorong dolar AS, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, mencapai level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang.