"Kami berdiskusi dan kami mendalami dan terus melakukan stress test. Kami dapat membuat buffer karena kami benar-benar tidak tahu 6 bulan atau 12 bulan situasinya tidak berjalan dengan baik dan. Membutuhkan semua kekuatan gabungan untuk menghadapi ketidakpastian semacam ini," kata Sri Mulyani.
Sebagai informasi, bangkrutnya Silicon Valley Bank menjadi sorotan dunia. Pasalnya bank tersebut memiliki banyak nasabah yang nilai rekeningnya sangat besar.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank ini menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah Amerika setelah Washington Mutual pada 2008 lalu.
Silicon Valley Bank mulai mengalami kebangkrutan sejak nasabahnya yang mayoritas adalah perusahaan teknologi menarik simpanan mereka karena membutuhkan uang tunai untuk pembiayaan.
Usai Bangkrut, Silicon Valley Bank Diambil Alih Lembaga Penjamin Simpanan AS
Silicon Valley Bank sampai harus menjual obligasinya untuk menutup kerugian akibat penarikan itu. Namun, karena kenaikan tingkat suku bunga, aset-aset bank itu semakin berkurang dan hilang.
(Taufik Fajar)