JAKARTA — Kinerja sektor properti berdampak pada pencapaian PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Emiten properti ini membukukan kenaikan laba bersih hingga 154,09% pada kuartal I 2023 menjadi Rp883,98 miliar.
Melansir Harian Neraca, Selasa (2/5/2023), kenaikan laba bersih pengembang BSD City tersebut sejalan dengan performa pendapatan selama tiga bulan pertama 2023. BSDE tercatat mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp2,87 triliun atau naik 41,89% year on year (YoY) dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp2,03 triliun.
Kinerja tersebut ditopang oleh penjualan unit-unit properti dan layanan jasa terkait properti yang masuk dalam klasifikasi segmen pendapatan utama yang dimiliki BSDE. Segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title menjadi kontributor terbesar pendapatan usaha. Segmen ini menyumbang angka penjualan sebesar Rp2,46 triliun atau 85,70% dari total penjualan secara konsolidasian.
Jika dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,62 triliun maka segmen ini berhasil tumbuh 51,98% YoY. “Konsumen menanggapi positif atas komitmen kami dalam mengembangkan produk terbaik untuk kawasan hunian maupun komersial dan penyerahan unit yang tepat waktu,” kata Direktur BSDE, Hermawan Wijaya.
Segmen sewa menempati peringkat kedua untuk besaran kontribusi atas penjualan konsolidasi. Dalam tiga bulan pertama, segmen ini mengakumulasi penjualan sebesar Rp233,10 miliar, tumbuh 29,04% dibandingkan dengan kuartal I/2022 Rp180,65 miliar. Segmen sewa tercatat memberikan kontribusi sebesar 8,11%.
Segmen dengan kontribusi terbesar selanjutnya adalah segmen pengelolaan gedung. Segmen ini membukukan penjualan sebesar Rp90,55 miliar atau tumbuh 9,97% YoY dibandingkan dengan tahun lalu Rp82,34 miliar. Kontribusi segmen ini mencapai 3,15% dari total pendapatan. Hermawan melaporkan bahwa laba kotor selama kuartal I/2023 mencapai Rp1,85 triliun atau naik 31,93% YoY.
Kenaikan terutama dipicu oleh keberhasilan BSDE mengontrol pertumbuhan beban pokok penjualan di kisaran 33,64%, sehingga pertumbuhan beban lebih rendah ketimbang pertumbuhan penjualan. Sementara itu, pos laba usaha turut tumbuh yakni 76,40% menjadi Rp1,11 triliun dibandingkan dengan Januari—Maret 2022 sebesar Rp630,46 miliar. Adapun pos laba sebelum beban pajak tercatat tumbuh 165,01 persen menjadi Rp991,95 miliar.
“Lonjakan tersebut dikarenakan adalah pertumbuhan pos pendapatan bunga dan investasi yang mencapai 30,98%,” kata Hermawan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)