23 Juta Pekerjaan Diprediksi Hilang Digantikan Robot AI, Bagaimana Nasib Pekerja?

Advenia Elisabeth, Jurnalis
Selasa 02 Mei 2023 14:38 WIB
Robot AI. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut semakin masifnya perkembangan industri 4.0, sebanyak 23 juta pekerjaan diprediksi akan hilang pada 2030.

Menurut Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, hal itu tidak akan terjadi apabila pemerintah mendorong pengusaha untuk menggaet anak-anak bangsa bertalenta agar bisa berkerja di sektor industri.

 BACA JUGA:

Dia mencontohkan, di era 4.0 akan semakin pesat perkembangan teknologi.

Mestinya, ini bisa menjadi momentum anak-anak bangsa untuk mengasah kemampuannya untuk menciptakan suatu hal dari sebuah teknologi. Pasalnya, tanpa manusia, teknologi yang ada hanyalah lewat di depan mata.

"Sebenarnya di saat terjadi pengurangan tenaga kerja akibat khususnya revolusi industri 4.0, di sisi yang lain kan kita harus berfikir siapa yang menjadi pekerja yang menciptakan teknologi itu," ujar Bhima kepada MNC Portal, Selasa (2/5/2023).

 BACA JUGA:

"Misalnya, di sektor industri ada robotik, tangan-tangan robot kemudian juga Artificial Intelijen (AI) atau kecerdasan buatan nah itu semua kan harus ada kreatornya, harus ada yang membuat sistemnya. Itu justru menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan," sambung dia.

Oleh karena itu, Bhima menilai, semestinya pengusaha jangan menakut-nakuti akan terjadi pengurangan tenaga kerja karena transisi ke revolusi industri 4.0.

Melainkan pengusaha harus memberikan peluang di sektor apa yang akan tumbuh, misalnya big data, Artificial Intelijen, dan sebagainya.

"Di sektor robot misalnya dan juga di sektor pengembangan sumberdaya manusianya karena butuh high skill tenaga kerja itu kan ada re-skilling. Jadi akan memunculkan banyak dan itupun sudah di tunjukkan di berbagai studi," jelas dia.

Lebih lanjut Bhima memaparkan, di negara yang sudah lebih dulu melakukan industri 4.0 seperti Jerman, justru menciptakan surplus permintaan tenaga kerja.

Jadi bukan kemudian pasokan tenaga kerjanya berkurang atau permintaannya berkurang namun justru terjadi kenaikan permintaan terutama di sektor industri manufaktur.

Maka dari itu, menurutnya, yang harus disiapkan sekarang adalah peluang apa saja yang terbuka dan bagaimana struktur pasar tenaga kerja Indonesia di mana 60% adalah lulusan SMP ke bawah.

"Itu yang perlu diperhatikan. Kemudian dilakukan percepatan agar keahlian mereka bisa masuk mengisi industri 4.0," ungkapnya.

Kemudian, yang kedua, Bhima bilang, pemerintah juga bisa menarik pulang tenaga kerja di luar negeri. Karena diketahui bersama banyak sekali tenaga kerja Indonesia berbakat di luar negeri.

"Diaspora-diaspora itu yang ternyata sekarang pun bekerja di industri 4.0 ditarik pulang aja untuk mengisi industri di Indonesia agar terjadi percepatan transisi justru dengan digitalisasi. Kita masih butuh talenta-talenta digital," tuturnya.

Di sisi yang lain, tambah Bhima, perguruan tinggi, sekolah vokasi, juga harus melakukan kerja sama lebih intens terhadap peluang dan juga keahlian apa yang dibutuhkan di industri 4.0.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya