Menilik Sejarah Toko Buku Gunung Agung yang Akan Tutup Akhir Tahun Ini

Safina Asha Jamna, Jurnalis
Rabu 24 Mei 2023 11:11 WIB
Toko buku gunung agung (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA – Menilik sejarah Toko buku Gunung Agung yang akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun ini. Toko buku Gunung Agung adalah toko buku bersejarah yang telah beroperasi selama hampir 70 tahun.

Penutupan gerai ini disayangkan oleh pegiat literasi Wien Muldian, yang menyebut toko buku Gunung Agung telah “berkontribusi besar bagi dunia literatur Indonesia” sejak era pasca kemerdekaan.

Melansir BBC, Rabu (24/5/2023), merujuk pada Sejarah Perbukuan, Kronik Perbukuan Indonesia Melewati Tiga Zaman (2022), toko buku Gunung Agung didirkan oleh Tjio Wie Tay –yang kemudian dikenal sebagai Haji Masagung—pada 1953.

Tjio Wie Tay adalah seorang pengusaha yang memiliki kongsi dagang bernama Tay San Kongsie yang menjual rokok sejak tahun 1945. Selepas kemerdekaan Indonesia, permintaan terhadap buku sangat tinggi, setelah hengkangnya penerbit-penerbit Belanda.

Tan San Kongsie melihat peluang itu. Mereka lalu mendirikan kios sederhana di Jakarta Pusat yang menjual buku, koran, dan majalah.

Keuntungan menjual buku ternyata lebih besar dibandingkan hasil penjualan rokok dan bir. Kongsi ini pun menutup usaha rokok dan bir mereka, lalu fokus pada toko buku.

Percetakan pertama mereka berada di bagian belakang sebuah rumah yang dibeli Tjio Wie Tay di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat. Tjio Wie Tay kemudian membangun Firma Gunung Agung, yang ditandai oleh pameran buku 10.000 buku pada 8 September 1953.

Setahun kemudian, Tjio Wie Tay kembali memprakarsasi pameran buku lebih megah bernama Pekan Buku Indonesia 1954. Melalui pekan buku itu, Tjio Wie Tay berkenalan dengan Soekarno dan Hatta. Dia dipercaya menggelar pameran buku di Medan dalam rangka Kongres Bahasa pada 1954.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya