“Kita menghindari krisis ekonomi, ambruknya ekonomi,” katanya.
Setelah negosiasi yang menegangkan, Senat dan DPR AS meloloskan RUU yang mempertahankan plafon utang pemerintah pada level USD31,4 triliun.
Biden mengatakan untuk menjaga kemajuan ekonomi AS, sangat penting untuk menjaga kepercayaan penuh dan kredit. “
Taruhannya tidak mungkin lebih tinggi lagi,” kata Biden.
Presiden AS, yang akan maju lagi dalam pemilihan presiden, mencatat RUU bipartisan lainnya yang sudah ditandatanganinya dan memuji McCarthy yang menjadi mitra utama dalam pembicaraan kenaikan plafon utang itu.
Diketahui, kalau para politisi Partai Republik menolak menaikkan plafon utang selama berbulan-bulan dan meminta Biden serta politisi Demokrat untuk memangkas pengeluaran untuk anggaran 2024. Gedung Putih meminta kesepakatan plafon utang yang jelas sebelum memulai negosiasi.
Akhirnya Biden dan McCarthy berembuk di menit-menit terakhir untuk mencapai kesepakatan yang menahan plafon utang hingga Januari 2025 dan membatasi pengeluaran.
DPR AS yang dikuasai Partai Republik mengesahkan RUU itu dengan perbandingan suara 314-117. Senat yang dikuasai oleh Partai Demokrat meloloskan RUU itu dengan perbandingan suara 63-36.
“Pemungutan suara akhir di kedua kamar sangat luar biasa,” kata Biden.
Lembaga pemeringkat utang, Fitch Ratings, mempertahankan peringkat AAA dengan pengawasan negatif (negative watch) untuk utang AS meski ada kesepakatan yang memungkinan Pemerintah AS memenuhi kewajibannya.
Pengawasan negatif artinya adanya situasi yang bisa mengakibatkan Fitch untuk menurunkan peringkat utang AS.
Biasanya, Presiden-presiden AS hanya berpidato dari Ruang Oval untuk peristiwa yang paling penting dan dramatis. Misalnya, serangan teror 11 September 2001 atau meledaknya wahana antariksa, Challenger, pada 1986
Gedung Putih mengatakan Biden berpidato dari Ruang Oval karena gawatnya situasi jika plafon utang tidak dinaikkan.
(Zuhirna Wulan Dilla)