JAKARTA - KemenkopUKM dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong pelaku UMKM dan koperasi mencari modal tambahan dengan mencatatkan sahamnya. Sejumlah skema pencatatan tengah dibicarakan, termasuk pembentukan holding/super-holding koperasi dan/atau UMKM.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan Koperasi dan UMKM memerlukan agregasi bisnis untuk terhubung satu-sama lain. Melalui upaya ini, maka dapat memperkuat valuasi bisnis, sebelum akhirnya melepas sahamnya ke publik.
"Kalau di agregasi itu kan bisa terhubung, misalnya kayak warung-warung itu ada 3,5 juta (jumlahnya). Karena itu gede banget, nah ini yang akan kita lakukan (agregasi), apakah itu mungkin koperasi bentuknya, atau PT (perseroan terbatas)," kata Teten saat ditemui di Gedung BEI, Rabu (7/5/2023).
Teten menuturkan bahwa selama ini UMKM secara organik-mandiri telah melakukan penawaran umum perdana di bursa. Salah satunya adalah induk dari bisnis Kebab Baba Rafi, yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI).
Pihaknya mengapresiasi adanya Papan Akselerasi dan IDX Incubator yang memberikan pendampingan bisnis agar UMKM dapat naik kelas. Namun, ia mengharapkan adanya agregasi skala bisnis, selain agar mempermudah UKM masuk pasar modal, juga menambah jumlah emiten di papan akselerasi.
"Kalau di inkubasi di bursa ini, mungkin nanti bisa banyak," terangnya.