JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Juli 2023 dengan kode emiten AMMN. Perseroan dikabarkan menetapkan harga penawaran umum atau offering Rp1.695 per saham dan berpotensi meraup dana segar sebesar USD715 juta atau Rp10,71 triliun.
Vice President Infovesta Wawan Hendrayana menilai, kehadiran Amman Mineral dapat mendorong kinerja bursa dalam negeri. Dengan target himpunan dana hingga Rp10,71 triliun, penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Amman Mineral juga menjadi salah satu yang paling jumbo di tahun ini.
Dengan pembangunan smelter dan perkembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, kinerja perseroan juga diproyeksi mengalami peningkatan. Namun, dari sisi sektoral, saat ini saham-saham pertambangan tengah dalam tren penurunan.
“Kalau mau ikut IPO-nya itu ada cut loss poinnya juga karena dari sisi industrinya sedang dalam tren turun,” kata Wawan dalam Market Buzz IDX Channel, Rabu (21/6/2023).
Pasca melantai di bursa awal Juli nanti, Wawan menyebut akan ada fluktuasi pada harga saham Amman Mineral. Harga penawaran yang dipatok perseroan dinilai cukup mahal.
“Tapi dari pengalaman yang ada, kalau di hari pertama atau seminggu pertama tidak ada penguatan harga sebaiknya investor lepas dulu,” ujar Wawan.
Sebagai informasi, Amman Mineral Internasional menawarkan sebanyak 7,28 miliar saham atau 10% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan. Perihal penggunaan dana, sebesar Rp1,78 triliun atau sekitar USD117,20 juta akan digunakan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Amman Mineral Industri.
Dana tersebut akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Selanjutnya, sebesar Rp3,04 triliun atau USD200 juta akan digunakan oleh perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Dalam hal ini, perseroan tidak memerlukan persetujuan dari pihak ketiga untuk melakukan pelunasan pinjaman kepada AMNT.
Kemudian, sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT. Di mana, dana tersebut akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator yang berlokasi di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)