Bank Dunia Kucurkan Rp315 Triliun Bantu Pemulihan Ukraina

Safina Asha Jamna, Jurnalis
Rabu 21 Juni 2023 14:10 WIB
Bank Dunia. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Bank Dunia berencana menambah jumlah bantuan bagi Ukraina yang digunakan untuk proyek-proyek perbaikan mendesak.

Di mana hal itu dalam sektor transportasi, energi, dan perumahan.

Hal itu dikonfirmasi oleh Direktur Operasional Bank Dunia Anna Bjerde menjelang konferensi Pemulihan Ukraina di London.

Adapun Bank Dunia yang berpusat di Washington, Amerika Serikat (AS) telah mengucurkan lebih dari USD21 miliar atau setara Rp315 triliun kepada Ukraina, terutama melalui hibah, sejak perang melawan Rusia dimulai Februari tahun lalu.

Bantuan rata-rata digunakan untuk belanja pemerintah.

"Bantuan anggaran akan berlanjut, tapi saat ini mulai dialihkan ke poros pemulihan negara," kata Bjerde seperti dilansir Antara, Rabu (21/6/2023).

Konferensi Pemulihan Ukraina pada 21-22 Juni akan fokus kepada pembangunan dukungan internasional untuk pemulihan Ukraina pascaperang, dan bagaimana sektor swasta turut serta dalam proyek rekonstruksi.

Bank Dunia telah memobilisasi dukungan pembiayaan untuk sektor transportasi dan energi.

Kini Bank Dunia memperluas bantuannya guna mendukung kalangan rumah tangga menjelang musim dingin dan membantu petani mendapatkan subsidi panen seiring dengan naiknya suku bunga secara global.

Ukraina adalah produsen dan eksportis pangan global utama, khususnya gandum, tetapi produksi tahun ini diperkirakan turun menjadi sekitar 45 juta ton dari 53 juta ton pada 2022 akibat invasi Rusia.

"Perang akan berlangsung lama sehingga ekonomi butuh bangkit meskipun belum ada rekonstruksi besar yang dapat dilakukan," kata Direktur Regional Bank Dunia Arup Banerji.

Bank Dunia telah mengidentifikasi Ukraina paling sedikit membutuhkan Rp800 juta atau setara Rp12 triliun untuk memperbaiki sarana tempat tinggal penduduknya.

Sementara itu bantuan pembiayaan untuk mendukung pemulihan beberapa sektor akan berupa campuran pinjaman dan hibah, tambah Banerji.

"Kami menunggu sejumlah keputusan dikonfirmasi pekan ini," tambah dia.

Pertemuan para pemimpin politik dan bisnis di London bertujuan mengatasi masalah pendanaan jangka pendek dan memusatkan upaya rekonstruksi jangka panjang guna menopang Ukraina.

Konferensi Pemulihan Ukraina yang diselenggarakan bersama oleh Ukraina dan Inggris, berusaha menghidupkan kembali diskusi mengenai keterlibatan pemerintah dan swasta.

Maret lalu Bank Dunia memperkirakan rekonstruksi Ukraina akan menelan biaya paling sedikit USD411 miliar atau setara Rp6100 triliun untuk memperbaiki kerusakan selama tahun pertama perang. Angka ini dua kali lipat dari produk domestik negara itu sebelum invasi Rusia.

Sementara perkiraan kerusakan akibat perang pada 2023 akan diterbitkan awal tahun depan.

Sekitar USD14 miliar dolar AS atau setara Rp210 triliun diperlukan untuk rekonstruksi sektor-sektor kritis yang menjadi prioritas pada 2023.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya