“Sejak bulan Januari 2023 pasar properti kita mulai bergeliat. Saya optimistis pertumbuhan akan lebih tinggi hingga akhir tahun 2023. Apalagi situasi kondusif ini ditopang tren pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5%,” jelas dia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), John mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I - 2023 tercatat sebesar 5,03% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01% (yoy).
BACA JUGA:
Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan tetap kuat pada batas atas kisaran 4,5-5,3%, didorong perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.
Selain itu, inflasi terkendali sehingga menjadi mendorong BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75%.
“Terus terang, keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sebesar 5,7% menjadi kabar baik bagi pelaku usaha di sektor properti. Kami mengapresiasi keputusan BI memperpanjang pelonggaran rasio loan to value (LTV),” jelas John.
Dia mengatakan, secara faktual pasar properti di Indonesia sangat menjanjikan, di mana angka backlog perumahan mencapai 12,71 juta.
Upaya untuk mengatasi backlog diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun agar dapat memenuhi kekurangan kebutuhan rumah.
“Harus ada solusi untuk mengatasi kesenjangan ini. Saya pikir diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun sehingga backlog perumahan di Indonesia akan rampung pada tahun 2045,” jelas John.
Pada awal tahun 2023, LPKRberhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor properti pada Kuartal I-2023, yang tecermin pada kinerja keuangan LPKR, yang mencetak laba bersih senilai Rp1,138 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, LPKR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,81 triliun atau naik 14,36% dibandingkan Rp3,33 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
(Zuhirna Wulan Dilla)