Haris juga menambahkan bahwa berdasarkan monitoring lapangan yang telah dilakukan oleh Hiswana Migas hingga saat ini, sudah dapat dipastikan bahwa stok LPG 3 Kilogram di pangkalan sudah tersedia dimana kuota yang diberikan oleh Pertamina saat ini mencapai 108 persen artinya sudah overlap sebesar 8 persen.
”Dampak kelangkaan yang dirasakan hingga saat ini salah satunya karena belum diimplementasikannya subsidi tepat sasaran. Sudah ada aturan peruntukan subsidi dari pangkalan, yakni 80% untuk masyarakat dan 20% untuk pedagang eceran, namun pelaksanaan di lapangan sulit dilaksanakan. Saya khawatir karena aturannya membuka celah penyelewengan, nantinya agen atau pangkalan yang harus menanggung sanksinya,” ungkap Haris.
Menutup diskusi, sejalan dengan hasil diskusi, Ridho meminta masyarakat tidak perlu panik lagi sebab ketersediaan gas di pangkalan sudah kembali normal. Selain itu menghimbau kepada masyarakat yang menemukan ada penyalahgunaan penyaluran gas bersubsidi ini untuk melaporkan kepada aparat, Pertamina atau Hiswana Migas.
(Feby Novalius)