JAKARTA – Bill Gates sebagai wajah paling dikenal pada bidang teknologi terkejut melihat perkembangan pesat program kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Melansir CNBC, Minggu (13/8/2023), dalam podcast "Unconfuse Me" yang menampilkan CEO Khan Academy Sal Khan, Bill Gates membuka diskusi tentang demonstrasi kemampuan ChatGPT yang dilakukan pada ujian Biologi AP pada Agustus 2022.
Bill Gates mengawali percakapan dengan bercerita soal pengalamannya saat akan melakukan uji coba chatbot bertenaga AI yang dikembangkan oleh mitra Microsoft, OpenAI untuk pertama kali.
"Saya seperti, 'Ya, ini semacam kecerdasan yang bodoh. Saya rasa ini tidak praktis,'" kata Gates saat itu.
Dia mengeluarkan apa yang dia yakini, sebagai tantangan yang cukup sulit kepada CEO OpenAI Sam Altman untuk mengembalikan ChatGPT kepadanya begitu ia dapat menunjukkan kompetensi tingkat manusia yang canggih dengan mencapai nilai setinggi mungkin dalam ujian AP Biologi.
"Saya pikir, 'Oke, itu akan memberi saya waktu tiga tahun untuk mengerjakan HIV dan malaria,'" canda Bill Gates dalam podcast tersebut.
Dua bulan kemudian, para pengembang OpenAI kembali dan Bill Gates menyaksikan ChatGPT meraih skor tertinggi dari lima dalam ujian tersebut. Program ini telah berkembang dari tidak dapat membaca atau menulis seperti manusia, jadi mampu melakukan keduanya pada tingkat yang hampir sama dengan manusia.
"Saya secara pribadi masih merasa kaget," kata Bill Gates.
Kesuksesan ChatGPT datang dengan banyak catatan kaki. Dia menambahkan, bahwa model AI yang paling canggih sekalipun bisa saja melakukan kesalahan yang signifikan atau memalsukan informasi.
Namun, perkembangan yang cepat membuat Bill Gates sangat terkesan, dan bersemangat dengan aplikasi potensial dari teknologi ini.
Sepanjang podcast tersebut, Bill Gates dan Sal Khan mendiskusikan manfaat yang baik soal teknologi ini dalam bidang pendidikan.
Tentu saja, momen-momen kecemerlangan tidak selalu diterjemahkan ke dalam hasil yang konsisten seperti manusia.
Menurut mereka, tutor AI tidak mungkin menggantikan guru dalam waktu dekat. Sebaliknya, mereka dapat membantu hidup para guru jadi lebih mudah, dan memberikan pilihan bimbingan belajar yang lebih murah untuk siswa yang kurang terlayani di daerah berpenghasilan rendah di AS dan luar negeri.
"Ini membuat kesalahan, untuk memperjelas," kata Sal Khan tentang model bahasa besar terbaru dari OpenAI, GPT-4, yang diluncurkan pada musim panas ini.
Namun, dia menambahkan bahwa model ini jauh lebih baik daripada sebelumnya, dengan OpenAI mencatat bahwa model ini dapat melampaui 90% peserta tes manusia dalam SAT.
Seorang psikolog anak dari Barnard College Tovah Klein mengatakan, Kesalahan-kesalahan tersebut merupakan alasan untuk berhati-hati. Anak-anak seharusnya tidak bergantung pada alat AI sebagai satu-satunya sumber informasi mereka.
"Jika kita memiliki ilmu pengetahuan yang menunjukkan bahwa pembelajaran semacam itu berguna, selain dari seorang guru, maka saya pikir ada peran AI," kata Tovah Klein.
"Saya pikir sebagian dari masalahnya adalah, kita belum benar-benar tahu," pungkasnya.
Meski begitu, Bill Gates telah melihat cukup banyak perkembangan ChatGPT, termasuk kemampuannya yang terus berkembang untuk menjelaskan alasannya, untuk memprediksi dampak yang mengubah dunia pendidikan dalam satu dekade ke depan.
"Jika kita berpikir tentang 10 tahun ke depan, (dalam hal) tingkat absolut pembelajaran dan kesenjangan dengan siswa yang berpenghasilan lebih rendah dan minoritas. Alat-alat baru ini dapat menutup kesenjangan dan meningkatkan tingkat pencapaian secara keseluruhan," ucap Bill Gates.
(Taufik Fajar)