JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Pasalnya, hal tersebut mendorong aktivitas ekonomi bernilai lebih tinggi dengan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
Dukungan fiskal berupa insentif perpajakan hingga insentif lainnya pun disiapkan untuk merealisasikan pengembangan kendaraan bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), insentif-insentif yang disiapkan tersebut untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi untuk penciptaan nilai tambah yang tinggi, perluasan kesempatan kerja, dan penggunaan energi yang ramah lingkungan sehingga dapat menurunkan emisi, serta efisiensi subsidi energi.
"Dukungan terhadap pengembangan ekosistem industri KBLBB juga dilakukan di banyak negara seperti di Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok, dan beberapa negara tetangga kita seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia," ujarnya, dalam penyampaian Rancangan UU APBN 2024 beserta Nota Keuangan di Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan serangkaian insentif yang diarahkan baik darisisisupply maupun demand untuk menstimulus investasi dan penggunaan kendaraan listrik oleh masyarakat secara luas.
Sementara itu, untuk transformasi ekonomi di bidang ketahanan pangan. Pemerintah, kata Jokowi, mengalokasikan sebesar Rp108,8 triliun yang diprioritaskan untuk peningkatan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan, peningkatan produksi pangan domestik; penguatan kelembagaan petani dan dukungan pembiayaan serta perlindungan usaha tani.
"Percepatan pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pangan, pengembangan kawasan food estate serta penguatan cadangan pangan nasional," ujarnya.
(Feby Novalius)