JAKARTA – Bank Sentral China memangkas suku bunga acuan pinjaman satu tahun. Ini merupakan upaya Bank Sentral China untuk meningkatkan permintaan kredit.
Namun keputusan ini mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga lima tahun tidak berubah di tengah kekhawatiran yang lebih luas tentang mata uang yang melemah dengan cepat.
Pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah kehilangan tenaga karena kemerosotan properti yang memburuk, belanja konsumen yang lemah dan jatuhnya pertumbuhan kredit, menambah kasus bagi otoritas untuk merilis lebih banyak stimulus kebijakan.
Namun, tekanan turun pada yuan berarti Beijing memiliki ruang terbatas untuk pelonggaran moneter yang lebih dalam, kata para analis, karena semakin melebarnya perbedaan imbal hasil China dengan ekonomi utama lainnya dapat memicu aksi jual yuan dan pelarian modal.
Suku bunga dasar pinjaman (loan prime rate/LPR) satu tahun diturunkan 10 basis poin menjadi 3,45 persen dari sebelumnya 3,55 persen, sedangkan LPR lima tahun dibiarkan di 4,20 persen.
Dalam jajak pendapat Reuters dari 35 pengamat pasar, semua peserta memperkirakan pemotongan kedua suku bunga. Pemotongan 10 basis poin dalam suku bunga satu tahun lebih kecil dari pemotongan 15 basis poin yang diharapkan oleh sebagian besar responden jajak pendapat.
"Mungkin China membatasi ukuran dan ruang lingkup penurunan suku bunga karena mereka khawatir dengan tekanan turun pada yuan," kata Masayuki Kichikawa, kepala strategi makro di Sumitomo Mitsui DS Asset Management dilansir dari Antara, Senin (21/8/2023).