JAKARTA – Daftar 11 perusahaan rintisan atau startup di seluruh Asia terus membuat terobosan baru, meski kondisi aktivitas modal sedang lesu. Perusahaan rintisan ini terbagi menjadi 11 kategori yang sedang naik daun dan terus dikembangkan.
Melansir Forbes di Jakarta, Kamis (31/8/2023), beberapa perusahaan rintisan menyasar pada pasar yang belum terlayani atau menerapkan teknologi baru, mulai dari kecerdasan buatan (AI) hingga diagnostik kanker berbasis darah. Termasuk inovasi ramah lingkungan, seperti pengembangan protein alternatif berbasis serangga dan digitalisasi produksi susu untuk meningkatkan hasil panen. Ada juga penyedia perdagangan sosial, yang membantu pengguna menjual produk konsumen.
Adapun 11 kategori, termasuk bioteknologi dan perawatan kesehatan, e-commerce dan ritel, serta keuangan.
1. Abacus Digital
Abacus Digital merupakan anak perusahaan dari Siam Commercial Bank, salah satu pemberi pinjaman terbesar di Thailand. Abacus Digital berdiri sejak 2017 dan berencana untuk go public pada tahun 2025 mendatang.
Perusahaan rintisan ini mengembangkan sebuah aplikasi bertenaga AI untuk memberikan pinjaman dengan cepat, hanya dalam hitungan menit kepada sebagian besar pelanggan yang tidak memiliki rekening bank. Diketahui, aplikasinya yang disebut MoneyThunder, telah memberikan pinjaman sebesar USD250 juta, dengan lebih dari 3 juta pengguna.
2. Abillion
Abillion sebagai aplikasi media sosial, memungkinkan pengguna untuk berbagi konten tentang keberlanjutan dan membeli produk ramah lingkungan, seperti makanan vegan dan riasan cruelty-free.
Perusahaan ini juga didirikan tahun 2017, dan mengklaim bahwa pasar peer-to-peer dapat menjangkau lebih dari 40 negara, dan telah bermitra dengan badan amal lingkungan yang mendukung kesejahteraan hewan ternak, margasatwa laut, dan banyak lagi. Hingga saat ini, Abillion telah mengumpulkan dana sebesar USD16 juta atau setara Rp242,8 miliar. (Kurs: Rp15.178/USD).
3. Aerodyne
Aerodyne memiliki teknologi drone otonom yang dapat menyemprot tanaman, memeriksa kabel listrik, atau memantau jalanan kota. Sistem drone bertenaga AI milik perusahaan ini membantu perangkat untuk saling melakukan sinkronisasi satu sama lain dan kembali ke tempat pengisian daya yang sama.
Sejak didirikan pada tahun 2014, Aerodyne mengklaim telah melakukan lebih dari 458.000 operasi penerbangan di 45 negara, dan telah mengumpulkan dana sebesar USD68 juta atau sebesar Rp1 triliun.
4. Ai-BrainScience
Perusahaan Ai-BrainScience milik Jepang ini berfokus pada kategori bioteknologi dan kesehatan yang telah berdiri sejak 2019. Menggunakan teknologi pelacakan mata, Ai-BrainScience telah mengembangkan penilaian kognitif yang cepat untuk membantu deteksi dini penyakit demensia.
Setiap tes membutuhkan waktu sekitar tiga menit dan mengevaluasi seberapa cepat pasien melihat serangkaian gambar yang ditampilkan di layar. Ai-BrainScience berencana untuk melisensikan teknologinya kepada perusahaan farmasi dan meluncurkan aplikasi yang tersedia untuk umum.
5. AmazingTalker
Sebagai sebuah pasar bimbingan belajar online, AmazingTalker menghubungkan siswa dengan instruktur bahasa, seperti bahasa Inggris dan Mandarin, dan mata pelajaran akademis lainnya. Pengguna membeli satu pelajaran pada satu waktu, dengan harga sekitar Rp151.784 per 50 menit, dan dari situ perusahaan rintisan ini mendapatkan komisi.
AmazingTalker yang telah mengumpulkan pendanaan sebesar Rp235,2 miliar, bahwa mereka telah memiliki 100.000 pengguna aktif di seluruh aplikasi dan situs webnya.
6. Beleaf
Beleaf sebagai perusahaan dalam kategori pertanian hidroponik, menanam sayuran hijau, rempah-rempah, dan umbi-umbian untuk mitra seperti jaringan hotpot Haidilao dan Shopee. Platform pertanian sebagai layanan (FaaS) pada tahun 2022 juga mendukung petani Indonesia dengan panduan pertanian, dukungan teknologi, dan layanan pemasaran. Operasi Beleaf mencakup lima hektar lahan pertanian dan perusahaan mengklaim memiliki 20 mitra FaaS.
7. ApnaKlub
ApnaKlub adalah distributor grosir barang-barang konsumen yang bergerak cepat untuk toko-toko ibu dan anak yang menawarkan bahan makanan dan barang-barang kering di seluruh pedesaan India. Berdasarkan klaim perusahaan ini, dengan menggunakan aplikasi ApnaKlub, pemilik toko bisa memilih lebih dari 1.000 produk yang ditawarkan oleh 300 merek.
8. Dash Living
Didirikan pada 2019, Dash Living menawarkan layanan sewa fleksibel bagi para nomaden digital dan ekspatriat yang tinggal di beberapa kota termahal di Asia. Perusahaan ini mengelola lebih dari 2.000 unit di seluruh properti co-living, apartemen berlayanan, dan hunian hotel di Hong Kong, Singapura, Tokyo, dan Sydney.
9. Dat Bike
Berbasis di Da Nang, Dat Bike memproduksi sepeda listrik dengan suku cadang yang bersumber secara lokal dari Vietnam. Perusahaan rintisan ini mengklaim bahwa model terbarunya, Weaver++, dapat menempuh jarak hingga 200 kilometer dalam sekali pengisian daya selama tiga jam. Dengan total pendanaan sebesar Rp250,4 triliun, Dat Bike bermitra dengan perusahaan teknologi raksasa GoTo untuk menggunakan sepeda listriknya pada layanan seperti pengiriman makanan, logistik dan transportasi.
10. Makestar
Makestar merupakan perusahaan rintisan asal Korea Selatan yang mengoperasikan situs web yang menghubungkan artis K-pop dengan penggemarnya. Perusahaan rintisan ini mengatakan bahwa para penggemar dari seluruh dunia telah menggunakan situs webnya untuk membeli tiket acara, album, dan barang dagangan dari 600 lebih artis. Makestar mengatakan bahwa mereka mendapatkan keuntungan Rp7,5 miliar dari pendapatan Rp558,5 miliar tahun lalu, dan menargetkan penjualan sebesar Rp1,2 triliun tahun ini.
11. Syenta
Sebuah perusahaan spin-off dari Australian National University, Syenta sebagai perusahaan teknik dan konstruksi sedang mengembangkan printer 3D multi-material yang dapat mencetak menggunakan logam, plastik, semikonduktor, dan bahan lainnya. Printer 3D Syenta memungkinkan perusahaan untuk memproduksi barang elektronik secara internal, sehingga menghemat waktu dan membantu melindungi kekayaan intelektual mereka. Pada bulan Juli tahun lalu, Syenta berhasil mengumpulkan pendanaan awal sebesar Rp36,4 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)