JAKARTA – Kisah pria jadi miliarder gegara jualan sepatu jelek. Pendiri HeyDude Alessandro Rosano merupakan seorang pengusaha Italia yang tinggal di Hong Kong dan sukses meraih banyak keuntungan dengan membuat sepatu slip-on yang nyaman tapi tidak modis.
Pendapatannya pada bisnis sepatu jelek ini melonjak, bermodalkan investasi minimal dan hampir tidak melakukan pemasaran. Hasil yang didapat mencapai USD581 juta atau setara Rp8,8 triluun pada tahun 2021, dengan laba bersih Rp2,6 triliun. (kurs Rp15.220/USD).
Dilansir Forbes di Jakarta, Kamis (7/9/2023), Brown's Shoe Fit Co. dua tahun lalu merasa putus asa dalam memproduksi sepatu HeyDude untuk bisa memenuhi pesanan pelanggan yang sangat tinggi. Para pembeli untuk jaringan toko Midwestern yang memiliki 73 toko ini akan mendapatkan laporan status di pagi hari dan mencoba melakukan pemesanan dalam jumlah besar.
"Kami hanya mendapatkan seperempat atau setengah dari apa yang kami minta," kata manajer senior Brown's Shoe Fit Co., Adam Smith.
"Seluruh negara berusaha mendapatkannya," lanjutnya.
Pada bulan Desember kala itu, Rosano setuju untuk menjual merek tersebut ke Crocs, perusahaan senilai Rp94,3 triliun di kapitalisasi pasar yang memiliki model alas kaki karet yang jelek dan imut hingga akhirnya populer di seluruh dunia, dengan nilai Rp38 triliun dalam bentuk tunai dan saham.
Adapun dengan kesepakatan tersebut, Rosano menjadi miliarder dan memiliki kekayaan senilai Rp21,3 triliun menurut perkiraan Forbes.
Menurut pengajuan peraturan dengan Securities and Exchange Commission, rekan bisnis Rosano yang juga distributor di Amerika, Daniele Guidi, juga meraup keuntungan besar sekitar Rp9,8 triliun setelah pajak, usai menghasilkan uang tunai sebesar Rp11,9 triliun dari kesepakatan tersebut.
Rosano menolak untuk berbicara dengan Forbes, dan Guidi tidak menanggapi permintaan komentar. Namun, apa yang mampu dibangun oleh kedua orang ini, yang sebagian besar tidak terlihat adalah sebuah kesuksesan yang hampir mustahil terjadi. Hal ini sangat kontras dengan banyak merek langsung ke konsumen yang menerima sejumlah besar dana dan perhatian dari media sosial selama tahun-tahun booming, namun gagal menjadi bisnis yang layak. Pembuat sepatu kenyamanan Allbirds, yang pernah menjadi kesayangan Silicon Valley, misalnya, telah melihat kapitalisasi pasarnya runtuh dari puncaknya yang mencapai lebih dari Rp60,8 triliun setelah penawaran umum perdana tahun 2021 menjadi hanya Rp3 triliun hari ini karena penjualan tahunan gagal mencapai Rp4,5 triliun dengan kerugian yang menumpuk.
Sekarang Rosano menjadi penasihat strategis untuk merek Crocs setelah akuisisi. Dia telah mendirikan kantor keluarga untuk menginvestasikan uangnya dan bekerja di bidang filantropi. Crocs menggunakan merek tersebut untuk menambahkan bumbu pada bisnisnya yang lebih luas, dan penjualannya mencapai Rp16,7 triliun dalam periode 12 bulan terakhir.
Sepatu yang nyaman sedang mengalami masa kejayaannya. Crocs, dengan total penjualan Rp54,7 triliun pada tahun 2022, mengatakan bahwa mereka berharap dapat mencapai penjualan Rp76,1 triliun untuk merek andalannya pada tahun 2026.
Selain itu, HeyDude tampaknya siap untuk membantu perusahaan ini melesat melewati itu. Pada tahun 2022, HeyDude adalah merek dengan pertumbuhan tercepat di bidang ritel, menurut firma riset konsumen Circana (sebelumnya NPD).
"Saat pertama kali membelinya, kami ingin menjelaskan kepada orang-orang bahwa ini adalah bisnis berskala besar," kata CEO Crocs Andrew Rees kepada Forbes.
"Mereka belum pernah mendengarnya, dan tidak tahu apa itu. Kami memasang target USD1 miliar, yang kami tahu kami bisa melampauinya, dan kami berhasil melampauinya dengan mudah," ungkapnya.
Rosano yang kini berusia 50-an, adalah seorang ahli sepatu jauh sebelum ia mendirikan HeyDude. Dia dibesarkan di Tuscany, dan belajar di Commercio Estero, Pistoia, dari tahun 1982 hingga 1987, meskipun dia tidak pernah mendapatkan gelar sarjana. Pistoia, sebuah kota abad pertengahan Italia yang populer di kalangan turis, berjarak kurang dari 30 mil dari Florence, rumah bagi Ferragamo dan Gucci, di wilayah yang terkenal dengan barang-barang mewah dan alas kaki.
Dia mulai mendesain sepatu pada usia 18 tahun, telah mencoba bisnis lain sebelum HeyDude, dan memiliki distributor sepatu bernama Fratelli Diversi.
Rosano mendirikan sebuah perusahaan bersama Guidi dan orang ketiga untuk membuat jam tangan kayu yang disebut WeWood. Jam tangan kayu merupakan bisnis yang sulit, dan perusahaan ini pernah terkena tuntutan hukum persaingan tidak sehat pada tahun 2011 dari produsen jam tangan yang sekarang sudah tidak beroperasi, Vestal International. Rosano juga memiliki ide untuk membuat bakiak kayu dengan pegas di bagian tumitnya yang dijual dengan nama Baldo. Tak satu pun dari bisnis awalnya yang meraih kesuksesan besar.
Dia telah bekerja di berbagai bisnis serupa selama lebih dari 20 tahun ketika dia mendirikan HeyDude pada tahun 2008. Dalam sebuah wawancara tahun 2020 dengan majalah Fotoshoe, sebuah publikasi industri Italia, saudara perempuan Rosano, Elena De Martini, yang saat itu menjabat sebagai CEO Fratelli Diversi, menjelaskan bagaimana Rosano kembali dari perjalanan ke Tiongkok dan menyadari bahwa sepatu modern yang senyaman sandal belum ada dan akhirnya memutuskan untuk menciptakannya.
Sepatu yang dikembangkan Rosano, dimulai dengan Wally untuk pria, ringan, dengan tali elastis yang tidak perlu diikat, dan harganya terjangkau, sekitar Rp913.233 per pasang.
"Hasilnya adalah alas kaki yang dibuat dengan sempurna, yang inovatif, sangat ringan dan kasual, namun tetap bergaya," kata De Martini kepada Fotoshoe.
Sepatu ini dirancang di Italia, namun bisnis ini berkantor pusat di Hong Kong, tempat Rosano tinggal, dengan produksi di pabrik-pabrik kontrak di Tiongkok.
CEO Crocs, Rees, mengatakan bahwa Rosano adalah seorang pelajar. Pelajar dalam artian mau melihat peluang dan tidak berhenti, meskipun sebelumnya telah gagal berkali-kali.
"Dia adalah seorang wirausahawan. Dia memiliki sejumlah bisnis wirausaha sebelum ini yang belum berhasil. Dia ingin meningkatkan peluangnya untuk sukses dan dia mengagumi fokus (Crocs) pada kesederhanaan dan kenyamanan," ujar Rees.
Meskipun banyak pembuat sepatu Italia yang membuat sepatu yang indah untuk orang Eropa, Rosano membuat sesuatu yang lebih mainstream. Karena tidak ingin menamai merek dengan namanya sendiri seperti yang dilakukan oleh banyak pengusaha sepatu Italia, ia menciptakan HeyDude untuk memberikan kesan California yang santai.
"Namun semua temannya di Italia menyebutnya 'ey du-day,'" kata presiden merek di bawah naungan Crocs, Blackshaw.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)