Data CPI pekan depan, terangnya dinilai perlu mencapai keseimbangan. Angka yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, atau bahkan mengereknya lagi dalam beberapa bulan mendatang.
BACA JUGA:
Pertemuan The Fed akan berlangsung pada 19-20 September 2023. Sebelumnya pada agenda Juli, FED telah mengerek bunga acuan 25 bps menjadi 5,25%-5,50%, sekaligus memproyeksikan akan ada kenaikan lanjutan demi mengatasi inflasi.
Indikator FedWatch dari CME Group membaca terdapat peluang 44 persen bahwa The Fed akan mengerek bunga acuan pada November mendatang. Pasar dinilai masih cukup percaya diri suku bunga akan dipertahankan pada pertemuan September ini.
Diketahui suku bunga tinggi merupakan kabar tak sedap bagi bursa saham. Ini akan mengusik selera investor terhadap aset-aset berisiko seperti saham dan komoditas. Tak hanya itu, suku bunga tinggi juga dapat memicu ekspektasi terjadinya perlambatan ekonomi alias resesi.
Pasar bakal merespons positif apabila ada ekspektasi soft-landing (penurunan aktivitas ekonomi secara bertahap, bukan yang tiba-tiba).
"Jika inflasi llebih tinggi, maka kita akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga akan meningkat," tutup Direktur Pelaksana Tradaing dan Derivatif di Schwab Center for Financial Research, Randy Fredercik.
(Zuhirna Wulan Dilla)