Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, Kementan telah melaksanakan banyak program pengembangan bangunan konservasi air, seperti embung, irigasi perpompaan dan perpipaan.
"Sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau,” katanya. Selain itu, lanjutnya, pihaknya akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.
“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tuturnya.
Saat ini, kondisi tanaman tinggal menunggu panen, perkiraan panen pada bulan Oktober. Jenis lahan yang dipanen merupakan lahan rawa pasang surut.
Kegiatan irigasi perpompaan di Kota Banjarmasin. (Foto: dok Kementan)
Secara keseluruhan, Kota Banjarmasin mempunyai luas potensial lahan sawah non irigasi sebesar 1.988 hektare (Data BPS, 2017), dengan luas fungsional kurang lebih 900 hektare yang merupakan lahan sawah pasang surut dan lahan sawah lebak.