Selain menyediakan wifi gratis, pelanggan juga disediakan plastik pelindung rambut, kotak penyimpanan dan jas hujan. Sayangnya bisnisnya tidak bertahan lama serta gulung tikar pada 2019.
2. Ojekkoe
Salah satu aplikasi ojek online (ojol) yang sempat memiliki 500 orang mitra pengemudi sebelum menjadi tidak aktif lagi.
Padahal aplikasi ini menjadi ride hailing yang dirilis sebagai bagian dari tugas akhir pendirinya, Katon Muchtar, di mana layanan mereka hanya memungut biaya minim Rp 2.500 per hari untuk mengantar penumpang.
3. Uber
Layanan transportasi yang mulai berdiri sejak 2009 dan memiliki pusat di San Francisco, Amerika Serikat.
Uber hadir untuk menghubungkan penumpang dan pengemudi taksi melalui aplikasi. Tujuannya membuat penumpang lebih mudah mengakses dan memberikan banyak pilihan kepada penumpang.
Uber sendiri berhasil hadir di ratusan kota pada 59 negara di dunia. Untuk di Indonesia, Uber telah hadir di Jakarta, Bandung dan Bali. Sayangnya, Uber harus tutup pada 2018.
Baca Selengkapnya: 6 Aplikasi Ojol di Indonesia yang Bangkrut
(Taufik Fajar)