JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa Indonesia harus tetap fokus dalam menavigasi jalan ke depan, di tengah problema geopolitik dan ketidakpastian global.
"Perang di Rusia-Ukraina, baru saja kita dengar di Israel dan Hamas, kemudian kita mendapatkan juga krisis pangan di mana India melarang ekspor beras, sementara India adalah eksportir terbesar beras, 20 juta ton," kata Airlangga mewakili Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).
BACA JUGA:
Sementara itu, Afrika Barat, biasanya pun mengimpor 17 juta ton beras. Sehingga, dia mengatakan tentu pangan menjadi satu sektor yang sangat penting untuk dunia.
Terlebih lagi, IMF baru saja merilis Economic Outlook dan di tahun 2024 direvisi ke bawah di mana IMF menilai bahwa pertumbuhan ekonomi di 2024 dari 3% turun ke 2,9%, kemudian inflasi dan likuiditas menjadi isu yang harus segera diselesaikan.
"Bagi kawasan ini, ekonomi China melambat dan permintaan domestik di China juga turun. Ini penting untuk diperhatikan, karena China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, dan efeknya ada, tetapi kita juga harus tetap mengantisipasi situasi ketidakpastian ini," ucap Airlangga.
BACA JUGA:
Di situasi global yang penuh ketidakpastian ini, ada titik terang bahwa Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5% dalam 7 kuartal berturut-turut dan ini dijalani dengan tingkat inflasi yang rendah.