Bahlil Sebut Fondasi Ekonomi Indonesia Sangat Kuat

Rio Adryawan, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 15:06 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa fondasi makro ekonomi Indonesia sangat kuat di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global saat ini.

"Fondasi makro ekonomi Indonesia itu kuat sekali, karena pertumbuhan ekonomi kita ditopang oleh konsumsi sebesar 53%, kemudian investasi 29%- 30% dan sisanya spending pemerintah serta ekspor - impor," ujar Bahlil dikutip Antara, Rabu (25/10/2023).

Menurut Bahlil, kalau melihat dari realisasi investasi dari target tahun ini sebesar Rp1.400 triliun di mana pada kuartal III mencapai lebih dari Rp300 triliun.

Biasanya kalau pertumbuhan investasinya di atas 10% secara quarter-on-quarter (qoq), maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pasti masih tetap di atas 5%.

Di saat bersamaan karena penciptaan lapangan pekerjaan tinggi, maka konsumsi itu terjadi.

"Saya meyakini, karena target investasi 2023 sebesar Rp1.400 triliun ini dapat tercapai," kata Bahlil.

Diketahui, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan III 2023 mencapai Rp374,4 triliun, tumbuh 21,6 persen dibandingkan capaian periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Capaian realisasi investasi sepanjang Juli-September 2023 itu tumbuh 7 persen dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya (q to q) dan berhasil menyerap 516.467 orang tenaga kerja Indonesia (TKI).

Secara rinci, realisasi investasi periode triwulan III 2023 terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp196,2 triliun (52,4%) dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp178,2 triliun (47,6%).

Realisasi PMA tumbuh 16,2 persen secara year on year (yoy), sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh 28,2% yoy.

Selain itu, data Kementerian Investasi/BKPM juga mencatat sepanjang Januari-September 2023, realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp545,8 triliun atau 51,8% dari total pada periode tersebut sebesar Rp1.053,1 triliun, sementara di Jawa Rp507,3 triliun (48,2%).

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya