"Nah pertanyaan saya kenapa perbankan tidak mau melihat ini? Perbankan hanya mau lihat kredit stan by long, padahal ini sangat bagus sekali, mana ada investasi bisnis hanya 5 sampai 6 tahun break even point?," jelasnya.
Jadi, lanjutnya, yang ingin disampaikan ke senior, ke para pemikir ekonom hebat yang mengatakan bahwa hasil devisa hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing ini menurutnya ada benar dan tidak benarnya.
"Yang benarnya karena dia harus kembalikan utang dan bunga karena kredit semua kredit luar negeri tetapi untuk keuangan dan semuanya masuk Indonesia," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bahlil pun menyarankan harus adanya kolaborasi antarab perbankan nasional dengan investor nasional untuk membangun industri strategi seperti ini.
"Karena itu oportunity bagus sekali," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)