Divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023 tercatat meningkat sebesar 4,9% dengan pasar tenaga kerja terus membaik dan tekanan inflasi persisten tinggi.
BACA JUGA:
“Hal ini mendorong meningkatnya sell-off di bond market AS sejalan dengan meningkatnya ekspektasi suku bunga higher for longer dan juga peningkatan suplai US Treasury untuk membiayai defisit AS,” ujar Mahendra.
Sementara itu, risiko geopolitik global juga semakin meningkat seiring dengan konflik Israel dan Hamas, yang berpotensi mengganggu perekonomian dunia secara signifikan apabila terjadi eskalasi di Timur Tengah.
Di Eropa, kata Mahendra, kinerja ekonomi diprediksi masih mengalami stagflasi.
“Sementara itu di Tiongkok, pemulihan ekonomi masih belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global,” imbuh Mahendra.
Lebih lanjut, kenaikan yield surat utang di AS meningkatkan tekanan outflow dari pasar emerging markets termasuk Indonesia, mendorong pelemahan terutama di pasar nilai tukar dan pasar obligasi secara cukup signifikan.
Volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren meningkat.
(Zuhirna Wulan Dilla)