Ini 4 Penyebab Utama Beras Langka dan Harganya Mahal

Meliana Tesa, Jurnalis
Jum'at 16 Februari 2024 22:02 WIB
Fakta Beras Mahal. (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Ini 4 penyebab utama beras langka dan harganya mahal. Beras menjadi komoditas yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Namun, belakangan ini harga beras terus melonjak dan mencetak rekor baru menjauhi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah sejak Maret 2023 lalu. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat konsumen.

Panel harga badan pangan mencatat bahwa harga beras premium naik menjadi Rp15.800 per kg dan beras medium menjadi Rp13.890 per kg pada 13 Februari lalu dan meningkat dari harga sepekan sebelumnya.

Berdasarkan penelusuran Okezone, pada Jumat (16/2/2024), ini 4 penyebab utama beras langka dan harganya mahal.

1. Fluktuasi Harga Pangan Dunia

Harga beras dipengaruhi oleh fluktuasi harga pangan dunia yang tidak stabil dan menjadi salah satu faktor utama kenaikan harga beras di dalam negeri.

“Tak hanya faktor harga pangan dunia, fluktuasi harga pangan juga ditentukan oleh musim tanam dan musim panen,” kata Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau ketersediaan beras di Ramayana, Klender, Jakarta Timur.

2. Penurunan Produksi dan Persediaan

Menurut Dirut Bulog Bayu, sejak tahun 2023, produksi beras di Indonesia mengalami penurunan yang berakibat dari efek kemarau ekstrem yang dipicu oleh iklim El Nino.

Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan, yang menjadi pemicu utama kenaikan harga beras.

“BPS telah mengatakan memang produksi kita turun sehingga supply dan demandnya tidak seimbang. Ini yang membuat harga beras tunggu yang bisa bikin harga beras turun adalah produksi dalam negeri,” ujar Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi saat konferensi pers di kantornya.

3. Lonjakan Harga Gabah

Harga gabah juga mengalami lonjakan di tingkat petani, melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sejak Maret 2023. Lonjakan harga gabah ini membuat kenaikan harga beras konsumen tak dapat dihindari.

Panel Harga Badan Pangan per 13 Februari mencatat, Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik menjadi Rp7.100 per kg dan tingkat penggilingan naik menjadi Rp7.420 per kg. Harga Gabah Kering Giling (GKG) ditingkat penggilingan naik menjadi Rp8.200 per kg.

Kemudian, Bayu mengatakan bahwa tanggal 12 Februari 2024 lalu di Indramayu, harga gabah mencapai Rp7.350 per kg dan harga beras premiumnya sebesar Rp15.475 per kg. Lalu, harga gabah di Karawang mencapai Rp7.350 per kg dan beras premium mencapai Rp14.333 per kg. Sedangkan di wilayah Banyumas, harga gabah mencapai Rp8.500 per kg dan beras premium senilai Rp15.000 per kg.

“Jadi kondisi harga gabah yang sudah di atas Rp7.500 hingga Rp 8.000 an itu terjadi hampir semua sentra-sentra produksi,”ujarnya.

4. Manajemen Perberasan yang Tidak Efektif

Menurut Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan, manajemen perberasan yang tidak efektif oleh pemerintah sejak musim tanam tahun 2022 menyebabkan simpang siur dalam data produktivitas beras. Hal ini berdampak pada kelangkaan beras dan kenaikan harga di pasar.

“Kami mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek di Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kg. Persoalan harga beras yang tak kunjung menyentuh HET unu akibat pemerintah tidak serius dalam pengelolaan perberasan sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur,” jelasnya.

Reynaldi pun mengingatkan supaya terus menyingkronisasikan data antara beras yang disebarkan untuk bansos dan pedagang pasar. Hal itu penting untuk keberlangsungan pasar agar harga pasar tidak tinggi.

Tidak lupa juga, Reynaldi meminta agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan harga dan kelangkaan beras di pasar tradisional.

Demikian informasi mengenai 4 penyebab utama beras langka dan harganya mahal. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan beras dan mengendalikan kenaikan harga demi kesejahteraan masyarakat.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya