Bahkan, Ramadhan dan Lebaran yang menjadi momentum penting bagi perusahaan tekstil agar mendorong pertumbuhan bisnis pun minim harapan. Redma menyebut, tidak banyak harapan di benak para pengusaha tekstil untuk meraup untuk di momentum Ramadhan dan Lebaran 2024 ini.
“Ada harapan sedikit, tapi optimisme sangat kecil. Untuk jenis beberapa produk itu ada harapan, tapi harapan mereka juga tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena barang impor sudah sangat banyak gitu,” beber dia.
“Kalau kita melihat di market itu untuk momentum Lebaran barang impor menguasai sekitar 60-70% market. Makanya sekarang di industri tekstil ini mereka tahu bahwa momentum ini, tekstil saat ini, itu kondisi paling buruk dari 20 tahun terakhir,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)