JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 hingga Rp200 miliar di 2024. Adapun, sebagian besar anggaran capex akan digunakan untuk perawatan aset atau sebagai maintenance capex.
“Kalau tahun lalu realisasi capex kami baru Rp50 miliar, itu karena performance kurang baik jadi kami hold sejumlah maintenance untuk dilanjutkan di 2024,” kata Investor Relation Manager SIDO Stephanie Setiawan, dikutip Jumat (15/3/2024).
Tak hanya untuk perawatan aset, perseroan juga menganggarkan belanja modal untuk penambahan kapasitas pada pabrik farmasi. Sebagai informasi, saat ini utilisasi pabrik herbal sebesar 50% dan utilisasi pabrik farmasi sebesar 80%.
Fasilitas produksi utama berlokasi di Bergas, Jawa Tengah di atas lahan seluas sekitar 32 hektare, yang memproduksi semua produk herbal, makanan dan minuman. Perseroan juga telah merampungkan ekspansi terbaru yaitu pengoperasian komersial fasilitas produksi baru untuk produk-produk minuman dalam kemasan botol (RTD) pada akhir tahun 2022 lalu.
“Kami juga ada pembelian tanah untuk ekspansi, namun itu belum dicatatkan sebagai aset,” imbuh Stephanie.
Perihal kinerja, pada tahun 2023 lalu perseroan mengantongi laba sebesar Rp950,64 miliar, turun dari capaian tahun 2022 lalu yang sebesar Rp1,10 triliun. Penjualan perseroan juga turun menjadi Rp3,56 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp3,86 triliun.
Secara rinci, penjualan produk jamu herbal dan suplemen tercatat sebesar Rp2,34 triliun. Disusul penjualan produk makanan dan minuman yang tercatat sebesar Rp1,10 triliun, serta produk farmasi mencatatkan penjualan sebesar Rp115,68 miliar.
Meski mencatatkan penurunan kinerja, juga di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang, SIDO masih mampu mempertahankan pangsa pasar khususnya untuk produk unggulannya, di mana produk Tolak Angin menguasai 72% pangsa pasar sampai akhir tahun 2023.
(Taufik Fajar)