Dulu Jualan Tahu Naik Sepeda, Kini Osid Sudah Beli Lahan Ribuan Meter Persegi di Kampungnya

JAKARTA - Bergelut menjadi perajin tahu sejak tahun 1982, Osid Rosyid (57) kini mengecap manis dari usahanya tersebut. Padahal, awalnya dia hanya berjualan menawarkan dagangannya naik sepeda.

"Dulu, waktu pertama belajar jualan pakai sepeda. Itu tahun 1982," tutur Osid di Jakarta.

Osid merupakan salah satu dari perajin tahu di Cipayung, Jakarta Timur. Dirinya bersama perajin tahu lainnya merupakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi binaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

"Dulu awalnya kerja (di sebuah perajin tahu) di daerah Utan Kayu. Setelah mendapat ilmunya, baru jualan sendiri," ucap dia.

 BACA JUGA:

Dia sempat pindah dan berusaha di daerah Duren Tiga, dan akhirnya dirinya memantapkan berada di Cipayung pada 2013. Kini dirinya memproduksi tahu putih, tahu goreng dan tahu pong dari kedelai kurang lebih 2,5 kuintal per hari.

"Padahal awalnya ketika jualan naik sepeda, produksi (tahu dari kedelai) sebanyak 10 kg saja tidak habis," jelas dia.

Produksi tahu ini, Osid mengaku menjual kepada para pedagang tahu. Tetapi, selain itu dirinya juga menjual langsung dengan menggelar lapak di pasar. Soal omset, dia menyebut mendapatkan sekira Rp5 juta per harinya.

 BACA JUGA:

Di mana untuk produksinya, dia mengeluarkan sekira Rp4,3 juta. Biaya ini digunakan untuk membeli kedelai, transportasi hingga membayar pegawai. "Pegawai saya ada enam orang. Termasuk yang di pasar," ucap dia.

Hasil dari usahanya, Osid yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat ini memiliki rumah dan tanah dengan luas ribuan meter persegi di kampung halamannya. "Mobil juga ada lah, untuk bolak balik ke Ciamis," kata dia.

Berbekal pinjaman dari BRI, dirinya pun mengaku tengah mencoba untuk ekspansi ke bisnis lainnya di kampung halamannya. Osid tengah mengembangkan peternakan ikan gurame di lahannya.

"Di kampung saya buka usaha juga. Perikanan, ikan gurame," ungkap dia.