Pria di Zimbabwe Ini Punya Harta Rp29,1 Triliun meski Negaranya Krisis Ekonomi hingga Pangan

Farida Syifa Anandita, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2024 11:21 WIB
Pria di Zimbabwe Ini Punya Harta Rp29 Triliun (Foto: Getty Images/Forbes)
Share :

JAKARTA - Pria di Zimbabwe ini mempunyai harta Rp29,1 triliun meski negaranya mengalami krisis ekonomi hingga pangan.

Pria tersebut adalah Strive Masiyiwa yang mempunyai harta kekayaan USD1,8 miliar atau setara Rp29,1 triliun dan masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes 2024.

Dengan kekayaan sebanyak itu, Strive Masiyiwa menduduki peringkat 12 sebagai orang terkaya di Afrika 2024. Sumber kekayaan miliader 63 tahun tersebut berasal dari bisnis telekomunikasi.

Strive dikenal oleh dunia internasional ketika bertarung dalam pertempuran hukum konstitusional selama 5 tahun di Zimbabwe. Sehingga sektor telekomunikasi Afrika dapat terbuka dan sistem monopoli negara pada saat itu dapat dihapuskan.

Akhirnya Strive Masiyiwa meluncurkan jaringan telepon seluler Econet Wireless Zimbabwe di negara kelahirannya pada tahun 1998.

Strive menjadi pintu awal dari berdirinya Econet Group. Perusahaan ini bergerak di berbagai sektor seperti teknologi, telekomunikasi, dan layanan keuangan di Afrika.

Econet Wireless Zimbabwe merupakan salah satu penyedia layanan seluler terkemuka yang ada di Zimbabwe.

Selain itu Econet memiliki bisnis televisi kabel berbayar bernama Kwesé TV. Meski baru diluncurkan, TV kabel Kwesé TV mampu bersaing dengan penguasa pasar DSTV.

Mengutip dari Forbes, nilai saham Econet meroket dalam beberapa tahun terakhir. Dia memiliki 38% saham Econet Wireless Zimbabwe yang diperdagangkan secara publik, yang merupakan salah satu bagian dari Grup Econet miliknya yang lebih besar, serta sekitar 33% perusahaan transfer uang berbasis telepon seluler EcoCash.

Dia juga memiliki saham di perusahaan swasta Liquid Intelligent Technologies yang menyediakan layanan serat optik dan berbasis cloud untuk perusahaan telekomunikasi di seluruh Afrika.

Asetnya yang lain termasuk investasi di perusahaan fintech dan distribusi listrik di Afrika ditambah opsi saham di Netflix, tempat dia menjabat sebagai dewan direksi sejak Desember 2020.

Strive dan istrinya Tsitsi mendirikan Higherlife Foundation, yang mendukung anak-anak yatim piatu dan miskin di Zimbabwe, Afrika Selatan, Burundi dan Lesotho.

Strive dan Tsitsi juga mendirikan program Ambassador Andrew Young Scholarship. Program tersebut memberikan beasiswa total USD6,4 juta ke siswa Afrika untuk mendapat pendidikan tinggi di College Morehouse, Amerika Serikat.

Sekadar informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan kembali kesiapannya untuk mendukung Zimbabwe dalam mengimplementasikan Program yang Dipantau oleh Staf (Staff Monitored Program/SMP) yang dapat membuka jalan bagi penghapusan tunggakan dan restrukturisasi utang di negara tersebut.

"IMF siap untuk mendukung Zimbabwe segera setelah otoritas negara itu siap," ujar Direktur Departemen Komunikasi IMF Julie Kozak dalam taklimat terakhir IMF tahun ini di Washington DC pada 11 Desember 2023.

Pada Juni tahun ini, otoritas Zimbabwe secara resmi meminta SMP kepada IMF, sebagai bagian dari peta jalan penyelesaian tunggakan dan penyelesaian utang yang telah disepakati dengan para kreditur multilateral dan bilateral pada awal tahun ini.

Peta jalan tersebut, jika berhasil diimplementasikan, diharapkan dapat membantu Zimbabwe melunasi utangnya kepada para kreditur bilateral dan multilateral serta membantu negara itu mendapatkan pendanaan baru dari para pemodal global

"SMP akan membantu memulihkan stabilitas makroekonomi di Zimbabwe dalam jangka panjang. Dengan komitmen dan implementasi kebijakan yang kuat, SMP akan membantu menstabilkan ekonomi dan merevitalisasi pertumbuhan. SMP juga akan membantu membangun rekam jejak implementasi kebijakan dan reformasi, yang dapat membuka jalan bagi penghapusan tunggakan dan restrukturisasi utang di Zimbabwe," ujar Kozak.

Di bidang perekonomian, Zimbabwe pernah mengalami hiperinflasi hingga 231 juta persen yang dikarenakan Bank Sentral Zimbabwe yaitu Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mencetak uang secara rutin untuk mendanai defisit anggaran negaranya. Akibatnya, mata uang Zimbabwe yaitu Dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga US$1 ditukar dengan Z$300.000.000.000.000 pada tahun 2009.

Untuk memperbaiki kondisi ekonominya, Bank Sentral Zimbabwe kemudian memperbolehkan rakyatnya untuk menggunakan mata uang lainnya seperti Dolar Amerika Serikat, Renminbi China, Rupee India, Dolar Australia, Yen Jepang dan Rand Afrika Selatan sebagai alat pembayaran yang sah.

 

Kekeringan

 

Kekeringan memicu memburuknya rawan pangan di Zimbabwe. Zimbabwe menghadapi puncak musim paceklik dengan 2,7 juta orang di negara ini menghadapi rawan pangan akibat buruknya panen, menurut Program Pangan Dunia.

Warga di Zimbabwe Barat Daya bahkan memerlukan bantuan pangan sebelum kekeringan melanda, dan pemerintah minta tambahan bantuan internasional.

Mata Uang Baru

Sementara itu, Zimbabwe baru saja mengedarkan mata uang terbaru ZiG alias Zimbabwe Gold, pada 5 April secara digital.

Pekan ini, ZiG baru diedarkan secara fisik. Pemerintah Zimbabwe berharap mata uang keenam sejak 2009 ini bisa mendongkrak ekonomi yang telanjur terpuruk dan inflasi yang meroket.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya