Pria di Zimbabwe Ini Punya Harta Rp29,1 Triliun meski Negaranya Krisis Ekonomi hingga Pangan

Farida Syifa Anandita, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2024 11:21 WIB
Pria di Zimbabwe Ini Punya Harta Rp29 Triliun (Foto: Getty Images/Forbes)
Share :

Sekadar informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan kembali kesiapannya untuk mendukung Zimbabwe dalam mengimplementasikan Program yang Dipantau oleh Staf (Staff Monitored Program/SMP) yang dapat membuka jalan bagi penghapusan tunggakan dan restrukturisasi utang di negara tersebut.

"IMF siap untuk mendukung Zimbabwe segera setelah otoritas negara itu siap," ujar Direktur Departemen Komunikasi IMF Julie Kozak dalam taklimat terakhir IMF tahun ini di Washington DC pada 11 Desember 2023.

Pada Juni tahun ini, otoritas Zimbabwe secara resmi meminta SMP kepada IMF, sebagai bagian dari peta jalan penyelesaian tunggakan dan penyelesaian utang yang telah disepakati dengan para kreditur multilateral dan bilateral pada awal tahun ini.

Peta jalan tersebut, jika berhasil diimplementasikan, diharapkan dapat membantu Zimbabwe melunasi utangnya kepada para kreditur bilateral dan multilateral serta membantu negara itu mendapatkan pendanaan baru dari para pemodal global

"SMP akan membantu memulihkan stabilitas makroekonomi di Zimbabwe dalam jangka panjang. Dengan komitmen dan implementasi kebijakan yang kuat, SMP akan membantu menstabilkan ekonomi dan merevitalisasi pertumbuhan. SMP juga akan membantu membangun rekam jejak implementasi kebijakan dan reformasi, yang dapat membuka jalan bagi penghapusan tunggakan dan restrukturisasi utang di Zimbabwe," ujar Kozak.

Di bidang perekonomian, Zimbabwe pernah mengalami hiperinflasi hingga 231 juta persen yang dikarenakan Bank Sentral Zimbabwe yaitu Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mencetak uang secara rutin untuk mendanai defisit anggaran negaranya. Akibatnya, mata uang Zimbabwe yaitu Dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga US$1 ditukar dengan Z$300.000.000.000.000 pada tahun 2009.

Untuk memperbaiki kondisi ekonominya, Bank Sentral Zimbabwe kemudian memperbolehkan rakyatnya untuk menggunakan mata uang lainnya seperti Dolar Amerika Serikat, Renminbi China, Rupee India, Dolar Australia, Yen Jepang dan Rand Afrika Selatan sebagai alat pembayaran yang sah.

 

Kekeringan

 

Kekeringan memicu memburuknya rawan pangan di Zimbabwe. Zimbabwe menghadapi puncak musim paceklik dengan 2,7 juta orang di negara ini menghadapi rawan pangan akibat buruknya panen, menurut Program Pangan Dunia.

Warga di Zimbabwe Barat Daya bahkan memerlukan bantuan pangan sebelum kekeringan melanda, dan pemerintah minta tambahan bantuan internasional.

Mata Uang Baru

Sementara itu, Zimbabwe baru saja mengedarkan mata uang terbaru ZiG alias Zimbabwe Gold, pada 5 April secara digital.

Pekan ini, ZiG baru diedarkan secara fisik. Pemerintah Zimbabwe berharap mata uang keenam sejak 2009 ini bisa mendongkrak ekonomi yang telanjur terpuruk dan inflasi yang meroket.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya