JAKARTA - Sejumlah diskusi mewarnai sesi-sesi akhir World Water Forum ke-10, di Nusa Dua, Bali pada hari terakhir.
Salah satunya diskusi membahas bagaimana mengatasi perubahan iklim yang berdampak kepada air di bidang pertanian dengan berbagai karakteristik demografi, sosial-ekonomi di daerah.
Indonesia juga akan membagikan pengalamannya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Misalnya, pada sesi bertema Foresight Climate Change Impact Indonesia: Strategy for Adaptation, Deputi Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bidang Sarana dan Prasarana Evan Maksum akan menyampaikan penerapan konsep Climate Smart Agriculture (CSA).
Konsep ini berfokus pada peningkatan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, serta pengurangan emisi.
Pendekatan CSA ini, menekankan pentingnya adaptasi terhadap keunikan geografis, konteks budaya, dan ekonomi, serta memfasilitasi pemahaman komprehensif tentang tantangan dan peluang. Hal ini berkesesuaian dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 500 kabupaten/kota.
Selain itu, hari ini juga dilakukan beberapa sesi sintesis, yaitu sesi yang akan menyimpulkan pembahasan dan diskusi yang telah dilakukan selama empat hari sebelumnya. Beberapa sesi sintesis antara lain tentang “Air yang aman untuk semua”, “Pencegahan dan penanggulangan banjir terpadu”, hingga “Skema khusus dan insentif untuk mempromosikan green finance”. Semua sesi diskusi berlangsung hingga sekitar pukul 14.30 WITA.