JAKARTA - Situasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang tengah marak menimpa sebagian sektor, khususnya industri, kini menjadi sorotan publik.
Ratusan ribu pekerja terpaksa dirumahkan terutama industri tekstil dan produk tekstil (TPT), yang ditengarai mengalami penurunan penjualan di tengah gempuran produk impor yang menginvasi Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta menjelaskan situasi PHK yang digembar-gemborkan tersebut hanya yang terlihat secara permukaan saja. Dia mengatakan situasi industri TPT lokal yang terjadi saat ini adalah penutupan pabrik hingga berujung bisnis terpaksa gulung tikar.
"Saat ini trend nya bukan lagi PHK tetapi menutup pabrik, karena perusahaan jalan saat ini dgn sisa karyawan, jadi PHK sekaligus tutup pabrik," ujar Gita kepada MPI, Jumat (14/6/2024).
Gita mengungkapkan tren gulung tikar bisnis industri TPT ini akan terus berlangsung selama pemerintah masih mempertahankan kebijakan yang pro importir.