JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir membantah penyertaan modal negara (PMN) diberikan ke perusahaan negara yang ‘sakit-sakitan’. Menurutnya, dana segara itu dipakai untuk penugasan pemerintah.
Dia mencatat, 70% dari BUMN yang mendapat PMN karena penugasan. Misalnya, membangun proyek strategi nasional (PSN) di sejumlah sektor. Sebagian dari anggaran yang bersumber dari APBN dialokasikan untuk restrukturisasi perusahaan.
“Periksa dulu BUMN yang mana? Ada juga, ingat lho, waktu saya ketemu dengan Komisi VI (DPR RI), itu jelas hampir 70% BUMN yang disuntik itu karena penugasan, ada juga restrukturisasi,” ujar Erick saat ditemui di gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2024).
Untuk PMN 2024, Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI sudah sepakat bahwa nilai dana yang digelontorkan kepada perusahaan pelat merah mencapai Rp 26,79 triliun. Angka itu diberikan dalam bentuk tunai maupun non-tunai.
Adapun, BUMN yang memperoleh PMN tunai tahun ini terdiri dari, PT Sarana Multigriya FInansial sebesar Rp1,891 triliun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Rp 2 triliun, PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) Rp 965 miliar, PT Hutama Karya (Persero) Rp 1 triliun, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni Rp 1,5 triliun.
Lalu, PMN non-tunai 2024 diberikan kepada Hutama Karya berupa barang milik negara (BMN) dengan nilai wajar Rp1,93 triliun, PT LEN Industri (Persero) berupa konversi utang Rp649,22 miliar, PT Bio Farma (Persero) berupa BMN dengan nilai wajar Rp68 miliar.