JAKARTA – Sejak 2021 PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI absen menyetor dividen ke negara. Selama periode itu, perseroan diminta memperkuat struktur keuangan dan fokus menyelesaikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.
Alasan tersebut disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya, saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, kemarin.
Menurut dia, saat itu Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung meminta agar KAI menahan dividen dan menggunakannya sebagai modal untuk mengerjakan proyek Kereta Cepat. Adapun Komite ini dibentuk pemerintah untuk mempercepat pembangunan mega proyek di sektor transportasi massal tersebut.
“Sejak 2021 ini KAI mendapat amanah dari Komite Kereta Cepat untuk menahan dividen tadi, untuk penguatan KAI sehubungan dengan penugasan penugasan yang diberikan,” ujar Salusra saat forum RDP, ditulis Rabu (10/7/2024).
Komite dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta beranggotakan Menteri Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Menteri Perhubungan.
“Jadi seperti terlihat tidak ada porsi dividen karena sesuai dengan keputusan Komite Kereta Cepat yang terdiri dari Pak Menko Marves, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN untuk penguatan (keuangan) KAI melalui dividen tadi,” paparnya.