Mendagri: Inflasi Pangan Paling Penting, Berhubungan dengan Perut Rakyat

Tangguh Yudha, Jurnalis
Selasa 16 Juli 2024 11:10 WIB
Mendagri tekankan pentingnya menjaga inflasi pangan (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengklaim bahwa inflasi di Indonesia dapat terjaga dan harga pangan tetap stabil. Menurutnya, ini bisa terjadi berkat terkendalinya sejumlah hara komoditas utama.

Tito mencatat, harga beras mulai menurun sejak awal tahun lalu yang disusul harga daging ayam ras dan juga telur. Ia menyebut harga pangan sudah terkendali seiring produksi beras membaik dan puncak panen bulan Mei, Juni masih terus berlangsung.

"Inflasi ini berhubungan dengan harga barang dan jasa. Tapi paling penting sekali adalah pangan, paling penting karena ini berhubungan langsung dengan perut rakyat," kata Tito dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi pada Senin, (15/7/2024).

Tito mengapresiasi perjuangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 100%. Bagi Tito, tambahan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi terutama dari sisi pemenuhan produksi beras dalam negeri.

"Dan memang strategi besar kita untuk masalah beras ini adalah berusaha swasembada dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Ini juga yang menjadi upaya presiden maupun presiden terpilih untuk menggenjot produksi agar kita mampu memenuhi kebutuhan sendiri bahkan ekspor," ujarnya.

Meski demikian, Tito mengingatkan akan terjadinya musim kering panjang yang terjadi di bulan Juli, Agustus dan September mendatang sesuai data yang disampaikan BMKG. Jangan sampai, kata dia, harga beras di 113 kabupaten dan kota yang sudah mulai naik ini merambat ke kabupaten lain di 514 kota/kabupaten.

"Sebab di minggu kedua bulan Juli beras mulai naik di 113 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota meskipun mayoritas masih terkendali," katanya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi nasional masih terkendali dengan baik dan berada di angka 5,11% atau naik dari sebelumnya yang hanya 5,04%. Sedangkan di negara lain, pertumbuhan ekonominya cendrung melambat bahkan menurun drastis.

"Ekonomi kita bagus di angka 5,11%, pertumbuhan naik dari sebelumnya 5,04%. Jepang mengalami resesi, Eropa lamban, Amerika juga turun. Di negara G20 juga pertumbuhan kita nomor 5. Inflasi kita terjaga dengan sangat baik bahkan menurun 2,84% (YoY) sekarang terjaga di 2,51%," terangnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya