Ada Rupiah Digital, Bagaimana Uang Kertas dan Logam?

Thia Rahmani, Jurnalis
Jum'at 02 Agustus 2024 18:07 WIB
Ada Rupiah Digital, Bagaimana Uang Kertas dan Logam? (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Dalam era digital yang semakin maju, berbagai aspek kehidupan manusia mengalami perubahan signifikan, termasuk cara kita bertransaksi. Salah satu inovasi terbaru dalam dunia keuangan adalah munculnya mata uang digital, seperti Rupiah Digital yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia (BI).

Kehadiran Rupiah Digital ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai masa depan uang kertas dan logam. Bagaimana nasib uang fisik tradisional ini di tengah perkembangan mata uang digital? Mari kita telaah lebih lanjut.

 BACA JUGA:

Apa Itu Rupiah Digital?

Rupiah Digital adalah bentuk digital dari mata uang resmi Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Berbeda dengan uang elektronik yang sudah kita kenal sebelumnya seperti e-money atau e-wallet, Rupiah Digital diterbitkan oleh bank sentral dan memiliki status sebagai alat pembayaran yang sah. Rupiah Digital dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari, baik secara online maupun offline.

Keuntungan Rupiah Digital

1. Efisiensi Transaksi: Transaksi menggunakan Rupiah Digital dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan uang kertas dan logam. Tidak perlu lagi menghitung uang kembalian atau mencari uang receh.

2. Keamanan: Penggunaan Rupiah Digital dapat mengurangi risiko pencurian atau kehilangan uang fisik. Selain itu, teknologi enkripsi yang digunakan juga dapat melindungi dari pemalsuan.

3. Transparansi dan Pengawasan: Transaksi digital dapat dengan mudah dilacak dan diawasi, sehingga mengurangi potensi tindak kejahatan seperti pencucian uang atau pendanaan terorisme.

 

Tantangan dan Kekhawatiran Munculnya Rupiah Digital

 

Meskipun memiliki banyak keuntungan, ada beberapa tantangan dan kekhawatiran yang muncul terkait penggunaan Rupiah Digital:

1. Infrastruktur Digital: Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki infrastruktur digital yang memadai. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan internet atau tidak memiliki akses ke perangkat digital.

2. Keamanan Data: Meskipun teknologi enkripsi digunakan, risiko kebocoran data atau serangan siber tetap ada. Oleh karena itu, perlindungan terhadap data pengguna harus menjadi prioritas utama.

3. Kebiasaan Masyarakat: Banyak masyarakat yang masih terbiasa menggunakan uang fisik dalam kehidupan sehari-hari. Perlu waktu dan edukasi untuk mengubah kebiasaan ini agar masyarakat lebih terbuka terhadap penggunaan mata uang digital.

 

 

Masa Depan Uang Kertas dan Logam

Dengan adanya Rupiah Digital, apakah ini berarti uang kertas dan logam akan segera hilang? Tidak sepenuhnya.

"BI harus mengeluarkan 3 jenis uang, yaitu uang kertas, uang elektronik yang sekarang dan uang digital ke depan," kata Gubenur BI Perry Warjiyo.

Beberapa alasan mengapa uang kertas dan logam masih relevan adalah:

1. Aksesibilitas: Tidak semua orang memiliki akses ke perangkat digital atau internet. Uang kertas dan logam masih menjadi alat pembayaran yang mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.

2. Kepercayaan: Banyak orang yang masih merasa lebih nyaman dan percaya menggunakan uang fisik dibandingkan dengan uang digital.

3. Transaksi Kecil: Untuk transaksi kecil atau di daerah terpencil, penggunaan uang fisik masih lebih praktis.

Rupiah Digital membawa berbagai potensi dan manfaat bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam hal efisiensi dan keamanan transaksi.

Namun, tantangan terkait infrastruktur dan kebiasaan masyarakat perlu diatasi agar penggunaan mata uang digital dapat diadopsi secara luas.

Sementara itu, uang kertas dan logam masih akan tetap relevan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Masa depan transaksi keuangan kemungkinan besar akan menggabungkan keduanya, menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan efisien.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya