JAKARTA - 10 faktor penyebab daya beli masyarakat menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,93% (year on year/yoy) pada kuartal II 2024.
Angka ini di bawah 5%. Padahal konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2024 yang mencapai 5,05%. Angka pertumbuhan ekonomi ini melambat jika dibandingkan kuartal I-2024 yang tumbuh 5,11%.
Penurunan daya beli masyarakat merupakan fenomena ekonomi yang dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari.
Daya beli mengacu pada kemampuan individu untuk membeli barang dan jasa dengan pendapatan yang dimiliki. Ketika daya beli menurun, dampaknya terasa pada tingkat konsumsi dan standar hidup.
Penyebab Utama Daya Beli Masyarakat Menurun
Penyebab utamanya bisa beragam, mulai dari inflasi tinggi yang mengurangi nilai uang, peningkatan pengangguran yang mengurangi pendapatan masyarakat, hingga kenaikan harga energi yang memperbesar biaya hidup. Kebijakan pemerintah, seperti kenaikan pajak atau pengurangan subsidi, juga dapat memperburuk situasi.
Pandemi covid-19 dan bencana alam yang mengganggu aktivitas ekonomi semakin memperjelas bagaimana faktor-faktor ini dapat secara drastis mengurangi daya beli masyarakat.
Berikut adalah 10 penyebab utama yang sering dikaitkan dengan penurunan daya beli masyarakat:
1. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu periode waktu tertentu. Ketika inflasi tinggi, nilai uang menurun, sehingga daya beli masyarakat berkurang. Masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa yang sama.
2. Pengangguran
Tingkat pengangguran yang tinggi berarti lebih banyak orang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan. Tanpa penghasilan tetap, kemampuan mereka untuk membeli barang dan jasa menurun, yang secara keseluruhan mengurangi daya beli masyarakat.
3. Upah yang Tidak Naik Sejalan dengan Kenaikan Harga
Jika upah atau gaji pekerja tidak naik sejalan dengan kenaikan harga barang dan jasa, maka daya beli masyarakat akan menurun. Kenaikan biaya hidup tanpa peningkatan pendapatan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk membeli barang dan jasa.
BACA JUGA:
4. Kenaikan Harga Energi
Harga energi seperti listrik, bensin, dan gas berpengaruh besar pada biaya hidup sehari-hari. Kenaikan harga energi dapat meningkatkan biaya produksi barang dan jasa, yang pada akhirnya dibebankan kepada konsumen. Hal ini mengurangi daya beli masyarakat.
5. Kebijakan Pemerintah
Beberapa kebijakan pemerintah, seperti peningkatan pajak atau pengurangan subsidi, dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Pajak yang lebih tinggi mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan, sementara pengurangan subsidi dapat meningkatkan harga barang-barang pokok.
6. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi, baik yang bersifat nasional maupun global, dapat mengurangi daya beli masyarakat. Resesi ekonomi, misalnya, sering kali diiringi oleh penurunan pendapatan, meningkatnya pengangguran, dan menurunnya kepercayaan konsumen.
7. Utang Rumah Tangga
Utang rumah tangga yang tinggi mengurangi pendapatan yang tersedia untuk konsumsi. Jika banyak pendapatan yang harus digunakan untuk membayar cicilan utang, maka daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa lainnya akan berkurang.
8. Perubahan Struktur Demografi
Perubahan struktur demografi, seperti penuaan populasi, juga dapat mempengaruhi daya beli. Populasi yang lebih tua cenderung mengurangi pengeluaran karena mereka cenderung hidup dengan pendapatan tetap atau pensiun.
9. Ketidakpastian Ekonomi
Ketidakpastian ekonomi, misalnya akibat krisis politik atau kebijakan yang tidak menentu, dapat membuat masyarakat menahan pengeluaran. Ketika orang-orang tidak yakin akan masa depan ekonomi, mereka cenderung menabung lebih banyak dan mengurangi konsumsi.
10. Pandemi dan Bencana Alam
Pandemi seperti Covid-19 dan bencana alam dapat mengganggu aktivitas ekonomi, meningkatkan pengangguran, dan mengurangi pendapatan masyarakat. Dampak langsung dari pandemi misalnya penutupan bisnis, yang mengakibatkan penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Penurunan daya beli masyarakat bisa disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor di atas. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kebijakan yang tepat dari pemerintah dan partisipasi dari sektor swasta untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menuturkan bahwa komponen yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga sebesar 54,53 persen
"Pada triwulan II 2024 komponen ini tumbuh cukup kuat yaitu sebesar 4,93%, hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat," kata Edy dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS, Senin (5/8/2024).
Edy Mahmud mengatakan, meski konsumsi tumbuh dibawah 5% dalam tiga kuartal terakhir, bukan berarti data tersebut gambaran daya beli masyarakat Indonesia yang melemah.
"Jadi untuk subkelompok atau komoditas pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan yang positif tapi tidak setinggi pertumbuhan tahun lalu," ungkap Edy.
Kemudian, lanjut Edy, pertumbuhan ditunjukkan indikator seperti indeks perdagangan eceran ril yang memang melambat dan juga penjualan wholesale sepeda motor yang juga melambat.
"Selain itu ada pergeseran sebagian Ramadhan, mempengaruhi polanya sehingga konsumsi persiapan Idulfitri sudah dilakukan di triwulan satu, pakaian juga sudah barangkali," jelas Edy.
(Dani Jumadil Akhir)