Dia mencatat, penurunan terjadi sejak 5 Juli lalu di beberapa daerah, seperti Banten dan Jawa Barat (Jabar). Pada tanggal tersebut, harga ayam di Banten per kilogram turun menjadi Rp18.000 per kg.
“Kami mulai dari tanggal 5 Juli ini kami ambil patokan di Banten, jadi di Banten itu harganya sudah Rp18.500 - Rp 20.000, tapi realisasi harganya di bawah itu Rp 500 - Rp1.000, jadi di Banten sekitar Rp18.000 itu tanggal 5 Juli,” paparnya.
Sementara, harga ayam di Bogor dan Depok ada di angka Rp19.000 - Rp20.000 per kg. Dengan begitu, harga unggas di dua kota Jawa Barat ini di bawah Rp2.000 dari HPP.
“Di HPP sekitar Rp21.000 karena harga di DOC (Day Old Chick) masih harga Rp7.500 sampai Rp8.500. Itu di Juli, berarti di bawah harga HPP Rp2.000,” beber dia.
Alvino mengaku harga komoditas unggas di pasar sempat naik, setelah pihaknya melakukan audiensi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan melakukan aksi demonstrasi. Namun, kenaikan harga tidak berlangsung lama alias kembali menyusut lagi.
“Setelah 5 Juli turun, turun, turun terus sampai puncaknya di harga Rp14.500 itu di sekitar tanggal 28-29 Juli, itu sempat harga realisasinya Rp15.500 sampai dengan 17.000. Itu ada turun terus, titik terendah sampai 29 Juli,” ucapnya.
“Diundang tuh semua integrator hari Kamis rapat, hari itu langsung harga ayam di pasar naik Rp200.000 sampai Rp4.000 dari 15.000, jadi naik. Nah, terus akhirnya setelah naik itu beberapa hari terus hari Senin begitu mereka tau kami gak jadi demo harga turun lagi, turun lagi, turun lagi,” jelas Alvino.
(Feby Novalius)