Sebagai pelaku usaha, Qori khawatir kebijakan ini akan berdampak pada keberlangsungan usahanya ketika harus mengeluarkan belanja modal yang lebih dengan harga BBM yang lebih tinggi, sedang tidak ada income tambahan terhadap usahanya.
"Jadi takutnya nanti terlalu banyak pengeluaran, tapi incomenya sedikit," kata Qori.
Masyarakat lainnya, Joni yang juga pengguna harian Pertalite juga menyampaikan keluhan keberatannya jika pembelian Pertalite harus dibatasi atau bahkan dihilangkan. Karena akan berdampak langsung terhadap masyarakat terutama yang berpenghasilan tanggung, atau tidak masuk kategori masyarakat kelas atas, namun tidak masuk spesifikasi masyarakat kelas bawah.
"Kalau buat saya kayaknya kurang setuju, karena hampir rata-rata orang berpenghasilan seperti saya, cuma untuk beli bahan bakar. Kalau itu mau diterapkan atau dihilangkan ya agak berat," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)