“IAF pertama kesepakatan bisnisnya mencapai USD 586,6 juta, sementara untuk tahun ini mencapai lebih dari USD 3,5 miliar. Artinya ini meningkat sekitar 600% dibanding IAF pertama dan ini patut kita banggakan. Ini peluang baru kerjasama ekonomi kita,” paparnya.
Lebih lanjut, Retno mengungkap potensi kerjasama Indonesia dengan Afrika ini juga dapat menguntungkan bagi kedua pihak. Ia juga menyoroti Afrika yang kaya akan sumber daya alam dan SDM yang berkualitas.
“Afrika adalah kontingen masa depan. Karena Afrika dari segi demokrasi maupun demografi dan anak mudanya mereka juga besar. Dan mereka juga diberkahi dengan sumber daya alam yang banyak,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)