Resmi Bangkrut! Ibu-Ibu Kenang Tupperware, Suami Dimarahi karena Hilangkan Kotak Makan

Taufik Fajar, Jurnalis
Jum'at 20 September 2024 08:49 WIB
Kenangan Ibu-Ibu ke Tupperware yang Bankrut (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Produsen wadah makanan Tupperware mengajukan kebangkrutan setelah megap-megap karena penjualan terus anjlok. Padahal, selama bertahun-tahun ia berhasil menjadi merek favorit kaum ibu di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Tupperware mengumumkan telah mengajukan kebangkrutan pada Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware.

Perusahaan itu mengatakan akan meminta persetujuan pengadilan untuk memulai proses penjualan bisnisnya dan untuk bisa tetap beroperasi selama proses hukum berlangsung.

Setelah berdiri selama kurang lebih 78 tahun, Tupperware begitu identik dengan tempat penyimpanan makanan sehingga banyak orang menggunakan namanya saat merujuk wadah plastik apa pun.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tupperware sebenarnya telah berusaha melakukan penyegaran terhadap produk-produknya dan memosisikan ulang dirinya untuk khalayak lebih muda. Namun, tetap saja, wadah itu kalah saing dengan kompetitornya.

Tahun lalu, perusahaan tersebut telah memperingatkan para investor bahwa ada “keraguan besar” soal kemampuannya untuk terus beroperasi bila mereka tidak bisa dengan cepat menggalang dana baru.

Pekan ini, harga saham Tupperware sempat anjlok lebih dari 50% setelah muncul sejumlah laporan bahwa mereka berencana mengajukan kebangkrutan.

Saat pandemi Covid-19, penjualan Tupperware sempat naik sesaat karena banyak orang yang memasak di rumah dan membutuhkan produk-produk mereka untuk menyimpan makanan. Namun, setelahnya penjualan kembali turun.

Biaya bahan baku yang meningkat, ditambah upah karyawan dan biaya pengiriman yang lebih tinggi, menggerogoti margin keuntungan perusahaan.

“Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan sangat terdampak oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang," kata CEO Tupperware, Laurie Ann Goldman dikutip BBC Indonesia, Jumat (20/9/2024).

Dari pesta hingga arisan

Tupperware didirikan pada 1946 oleh Earl Tupper, yang merancang dan mematenkan segel kedap udara yang fleksibel.

Tupperware merupakan penemuan besar karena ia memanfaatkan jenis plastik baru untuk menjaga makanan tetap segar lebih lama. Temuan ini sangat berharga mengingat saat itu kulkas masih dirasa terlalu mahal bagi banyak keluarga.

Namun, Tupperware baru benar-benar tenar setelah perempuan bernama Brownie Wise mengembangkan konsep pesta rumahan untuk memasarkan produk plastik ini.

Agen penjual yang biasanya perempuan bakal mengundang para perempuan lain datang ke rumahnya untuk melihat dan membeli berbagai produk Tupperware.

Pesta Tupperware ini lantas tak hanya jadi model pemasaran langsung yang efektif, tapi juga acara sosial yang populer. Imbasnya, produk-produk Tupperware berhasil mendominasi rumah tangga di AS dan bahkan dunia.

Kini, Tupperware mengeklaim berhasil menjual produknya di 70 negara berbeda.

Di Indonesia, bisa dikatakan Tupperware memiliki tempat tersendiri di hati para ibu rumah tangga.

Yel Fitria, 42 tahun, sempat mengikuti arisan Tupperware pada periode 2013-2014 saat masih menjadi guru di sebuah sekolah swasta di Jakarta Timur.

Ada 10 guru di sekolah tersebut yang menjadi peserta arisan dan mesti membayar Rp100.000 per bulan. Alih-alih mendapat uang tunai, pemenang arisan bakal membawa pulang berbagai produk Tupperware dengan nilai total Rp1 juta.

“Jadi sebenarnya kita beli Tupperware dengan mencicil,” kata Fitria pada BBC News Indonesia. “Ini sebenarnya trik dagang.”

“Terserah kita mau pilih produk apa, pokoknya senilai Rp1 juta maksimal. Kalau kurang dari itu boleh.”

Saat menang arisan, Fitria memilih berbagai produk berbeda, termasuk empat piring, enam kotak camilan berbeda ukuran, satu tempat makan anak-anak, dua botol minum besar, dan dua botol minum anak-anak.

Padahal, sebelum mengikuti arisan itu, Fitria tidak pernah memakai Tupperware. Ia hanya tahu itu merek terkenal dan ada “prestise” tertentu bila memiliki produknya.

Masalahnya, ia tidak tahu harus membeli Tupperware di mana. Karena itu, saat ditawari ikut arisan Tupperware, ia tertarik ikut.

Setelah selesai arisan, Fitria pun ketagihan. Ia mulai rajin membeli produk Tupperware lainnya, entah di situs lokapasar daring ataupun pasar pagi.

Ia dan tetangga rumahnya yang sesama ibu-ibu bahkan jadi bersaing satu sama lain.

“Tetangga sudah punya yang ini. Aku belum punya. Besoknya beli,” kata Fitria sembari tertawa.

“Padahal, pas sudah punya, dipakai juga enggak. Jadi pajangan.”

Karena merasa “sayang”, apalagi mengingat harganya yang relatif mahal, Fitria bilang memang banyak produk Tupperware di rumahnya yang ujung-ujungnya tak terpakai dan hanya tersimpan rapi di lemari.

Hanya satu atau dua barang yang rutin digunakan, misalnya kotak bekal untuk anaknya sekolah.

Apalagi, suaminya sempat menghilangkan satu kotak bekal Tupperware.

“Suami pernah trauma kayaknya. Pernah saya marah-marahin gara-gara ngilangin tempat makan. Harganya Rp265.000 satunya,” kata Fitria.

“Habis itu kalau bawa makan, dia bawanya pakai kotak plastik yang sekali pakai.”

Ibu-ibu lain pun disebutnya bersikap sama. Misal, saat piknik, mereka yang membawa bekal pasti akan menjaga ketat kotak Tupperware-nya. “Supaya enggak hilang,” kata Fitria.

Wanty Sumarta, ibu beranak tiga di Jakarta Selatan, juga sempat melalui satu masa saat produk Tupperware begitu digandrungi.

Kira-kira 10-15 tahun silam, teman-teman sekantornya disebut rajin betul mengoleksi produk-produk Tupperware dengan harga relatif mahal.

“Kalau lagi arisan, ibu-ibu itu pas ngobrol ngebanggain lemarinya isinya produk Tupperware satu warna semua,” kata Wanty, 62 tahun.

“Kan dulu iklannya begitu. Buka lemari, satu warna semuanya, dengan berbagai bentuk [produk].”

Saat itu, menurutnya memiliki Tupperware memang menjadi satu “kebanggaan” tersendiri, makanya banyak orang jadi “tergila-gila”.

Namun, belakangan, Wanty bilang trennya telah berubah. Sudah ada semakin banyak pilihan produk bermerek lain dengan desain lebih beragam dan harga lebih terjangkau.

“Sekarang udah enggak segitunya ya,” kata Wanty.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya