Berkelanjutan
Pengelolaan sampah di masyarakat ini semakin menarik perhatian dari pemerintah daerah. Lahan kosong yang sebelumnya dipenuhi semak belukar, diubah menjadi Taman Pilah Sampah pada 2020. Tempat itu dilengkapi taman baca dan wahana bermain yang nyaman bagi anak-anak.
Inisiatif ini tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menciptakan ruang edukatif bagi generasi muda. Anak-anak muda di daerah tersebut aktif berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, mulai dari pengambilan hingga pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair.
Mereka juga terlibat dalam budidaya maggot dan pertanian kota atau urban farming, yang memberikan peluang baru untuk pertanian berkelanjutan di tengah kota.
"Kami dari Karang Taruna sangat mendukung program ini. Selain mengajarkan kami tentang pentingnya menjaga lingkungan, program ini juga membuka peluang baru, seperti budidaya maggot untuk pakan ternak. Ini menjadi sumber tambahan penghasilan yang kreatif dan inovatif bagi anak-anak muda di sini," ujar Adelia Maharani, Ketua Karang Taruna Nawasena Tinjomoyo.
“Awal-awal memang hanya ada beberapa remaja saja yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, tetapi lama-kelamaan lumayan banyak. Sekarang lebih dari 70 remaja Karang Taruna Nawasena yang aktif berperan untuk pengelolaan sampah dan pertanian,” lanjutnya.
Sampah plastik yang terkumpul tidak hanya dijual, tetapi juga diolah menjadi berbagai kerajinan tangan. Kreativitas warga terlihat dalam pembuatan hiasan dinding, kursi, dan bunga dari bahan plastik bekas. Selain itu, busana cantik dari plastik juga sering dipamerkan dalam acara-acara tertentu, termasuk ketika menjamu tamu studi banding.
“Latar belakang kunjungan ini adalah karena Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, baru-baru ini mengalami darurat sampah. Kami ingin menginisiasi semua warga di Kecamatan Borobudur untuk tidak membuang sampah sembarangan,” jelas Sugiyanto, Camat Borobudur, saat melakukan kunjungan ke Bank Sampah Ngudi Lestari, Sabtu (14/9/2024).
Ia rombongan sebanyak 52 orang yang terdiri dari PKK kecamatan dan kelurahan, melakukan kunjungan ke Bank Sampah Ngudi Lestari. Kunjungan ini bertujuan untuk mengamati, meniru, dan memodifikasi praktik baik yang dilakukan oleh Bank Sampah tersebut.
“Di Borobudur yang merupakan daerah wisata, jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa kemasan makanan dan minuman, dan itu sudah dikelola dengan baik oleh bank sampah di sini. Kami ingin memotivasi warga agar ikut bergabung dalam bank sampah,” ujarnya.
Saat ini, target anggota bank sampah di Kecamatan Borobudur adalah minimal 500 orang, namun hingga saat ini baru tercapai 250 anggota. Sugiyanto berharap kunjungan ini dapat menjadi pendorong bagi warga untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.