JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia utamanya di Jakarta tetap terjaga optimis. Didukungan fiskal terhadap makro ekonomi dan kontribusinya kepada kesejahteraan masyarakat masih cukup kuat, melalui dukungan pengeluaran pemerintah, dukungan konsumsi pemerintah serta dukungan investasi pemerintah.
Kepala Kantor Wilayah DJP DKI Jakarta Mei Ling juga menyampaikan bahwa
dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi dan IKK juga masih sangat positif dan baik.
Inflasi DKI Jakarta Desember 2024 sebesar 1,48% (yoy) lebih rendah 0,80 poin dibanding tahun 2023. Kelompok dengan andil tertinggi mempengaruhi inflasi tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,26%, utamanya akibat kenaikan harga cabai merah.
Secara tahunan, inflasi utamanya disumbangkan oleh kelompok Perawatan pribadi dan Jasa Lainya dengan andil 0,52% akibat kenaikan harga emas perhiasan yang masih berlanjut.
Kinerja APBN Regional sampai dengan Desember 2024 resilien dengan pendapatan negara sebesar Rp1.799,54 triliun atau sebesar 110,53% dari target dan realisasi belanja negara sebesar Rp1.932,93 triliun yaitu
sebesar 97,10% dari pagu.
Belanja K/L mencapai Rp738,34 triliun atau 92,41% dari pagu, naik 15,53% (yoy) karena naiknya realisasi kenaikan pembangunan infrastruktur, pengadaan barang dan jasa, dan kenaikan gaji dan tukin ASN.
Sementara Belanja Non K/L terealisasi sebesar Rp1.172,41 triliun atau 100,27% dari pagu, naik 7,89% (yoy) dipengaruhi oleh kenaikan belanja untuk manfaat pensiun, asuransi kesehatan, dan subsidi.
Kemudian Belanja Transfer melalui TKD tersalurkan sebesar Rp22,18 triliun atau sebesar 99,33% dari pagu dipengaruhi oleh penurunan realisasi DBH Realisasi Penerimaan Perpajakan.