JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menjelaskan tujuan dibentuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara). Tujuannya untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara serta memperkuat perekonomian nasional.
BP Danantara akan mengelola dana dari penghematan anggaran Kementerian/Lembaga serta dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
"Danantara adalah konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada dalam pengelolaan BUMN. Itu nanti akan dikelola dan kita beri nama Danantara," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Senin (17/2/2025).
Menurut Prabowo, keberadaan Danantara akan menjadi fondasi baru bagi ekonomi nasional dan memastikan pengelolaan kekayaan negara dilakukan dengan baik serta seefisien mungkin. Dengan begitu, hasilnya dapat dinikmati tidak hanya oleh masyarakat saat ini, tetapi juga oleh generasi yang akan datang. Peluncuran resmi Danantara dijadwalkan pada 24 Februari 2025 mendatang.
Dalam forum International World Government Summit di Dubai, Kamis (13/2/2025), Prabowo menegaskan bahwa Danantara akan berperan dalam menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke dalam proyek-proyek strategis yang berkelanjutan serta memiliki dampak besar bagi perekonomian nasional. Beberapa sektor yang menjadi fokus utama Danantara meliputi energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
Berdasarkan evaluasi awal, Danantara diproyeksikan akan mengelola dana lebih dari USD900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun dalam bentuk aset yang dikelola (asset under management/AUM).
"Pendanaan awal di tahun ini akan mencapai USD20 miliar. Saya rasa ini akan menjadi langkah yang transformatif," ujar Prabowo.
Dia menambahkan bahwa pemerintah menargetkan untuk memulai sekitar 15 hingga 20 proyek besar dengan nilai investasi miliaran dolar. Proyek-proyek ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional serta menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah besar. Selain itu, semua proyek tersebut diharapkan mampu berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditetapkan sebesar 8 persen.