Pada tahap awal pembentukannya, Danantara bakal mengelola aset senilai USD900 miliar atau setara Rp14 ribu triliun. Nilai ini diperoleh dari aset konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dari nilai tersebut sebesar USD20 miliar atau sekitar Rp300 triliun bakal digunakan untuk investasi di beberapa proyek strategis.
“Bisa dibilang ranking nomor lima atau enam di dunia by asset yang ada,” paparnya.
Untuk membuat Danantara lebih optimal, pemerintah tidak hanya merekrut sosok-sosok kaliber yang paham investasi dan berasal dari Tanah Air. Otoritas juga menarik sejumlah nama yang dinilai mumpuni.
Dua diantaranya, Eks PM Inggris Tony Blair dan investor kawakan Amerika Serikat (AS) Ray Dalio. Keduanya akan mengisi posisi Dewan Pengawas Danantara.
“Nah dari sisi tim, nanti saya serahkan kepada Pak Ketua (Rosan Roeslani), tapi alhamdulillah memang masukannya semua profesional, tidak ada satupun dari unsur politik,” beber dia.
“Jadi semuanya mempunyai kapasitas dan kapabilitas. Ya Insya Allah nanti pas kita announce ke market, semoga diterima dengan baik. Karena memang sebagian besar mungkin market juga sudah mengenal. Dan memang kita bisa mencari baik di level nasional maupun di level global,” lanjut Pandu.
(Taufik Fajar)