Awalnya, pasar ini hanya dibuka setiap hari Sabtu dan dikenal sebagai "Pasar Sabtu". Seiring waktu, telah terjadi banyak peristiwa sejarah yang mengubah masa depan Pasar Tanah Abang, termasuk Peristiwa Geger Pecinan pada 1740, sebuah insiden pembantaian orang Tionghoa serta perusakan harta benda oleh pasukan VOC.
Terlepas dari itu, kondisi Pasar Tanah Abang juga semakin membaik di kemudian hari. Berawal dari bangunan sederhana, keberadaannya semakin berkembang dan terus membesar.
Beberapa waktu berlalu, Pasar Tanah Abang terus tumbuh di bawah pengelolaan pemerintah DKI Jakarta melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya. Tak hanya Pasar Tanah Abangm Pasar Jaya juga mengelola banyak pasar tradisional lainnya di Jakarta.
Meski dikelola oleh pemerintah, keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur Pasar Tanah Abang juga tak bisa diabaikan. Dalam hal ini, ada banyak tokoh yang ikut berkontribusi besar terhadap pembangunan dan masa depan pasar tersebut.
Kini, Pasar Tanah Abang telah menjadi aset bersejarah sekaligus pusat ekonomi yang vital bagi masyarakat di sekitarnya. Tak lekang oleh waktu, keberadaannya masih terus terjaga dan bertahan hingga sekarang.
Jadi, terjawab sudah pertanyaan mengenai “Siapa Pemilik Pasar Tanah Abang?”.
(Taufik Fajar)