Pemerintah juga mengintegrasikan pelatihan dan pemagangan berskala nasional yang fokus pada kebutuhan dalam dan luar negeri. Materi pelatihan diarahkan pada keterampilan masa depan seperti IoT, AI, elektronika industri, serta keterampilan lunak dan bahasa asing.
“Kita siapkan 300 instruktur di seluruh Indonesia bersama mitra di bidang IT dan agroforestry,” ungkap Yassierli.
Di sisi lain, kewirausahaan menjadi prioritas. BLK kini dirancang sebagai pusat pelatihan wirausaha dan inkubasi bisnis, khususnya berbasis teknologi dan digital. Kemnaker juga mendorong agar setiap kementerian/lembaga menyertakan indikator penciptaan lapangan kerja dalam setiap pengajuan anggaran.
“Saya sudah bicara dengan Kemenkeu, Bappenas, dan DPR. Harus ada KPI-nya soal penciptaan kerja,” ujarnya.
Sebanyak 18 proyek hilirisasi dalam Program Strategis Nasional disebut akan menciptakan ribuan pekerjaan formal dan informal.
Untuk mendukung keberlanjutan, Kemnaker tengah mengubah orientasi kelembagaan dari sekadar urusan tenaga kerja menjadi pengembangan SDM. “Kita harus ubah mindset dari labor menjadi human development. Supaya SDM kita siap dengan perubahan, jangan kalah bersaing dengan tenaga kerja asing,” tutup Yassierli.
(Dani Jumadil Akhir)