Dia mengatakan, saat ini kelompoknya yang terdiri dari 21 orang mulai dari penangkapan, pemilahan dan pengolahan itu bisa menghasilkan 2-3 ton ikan teri kering dan 1-2 ton tepung ikan per bulan. Produk olahan tersebut kebanyakan dipasarkan ke kota lain di Kalimantan di luar Kota Bontang, hingga ke Jakarta. "Omzet beragam, bisa hingga Rp60 juta per bulan," ungkapnya.
Sugiyono menambahkan, selain manfaat ekonomi, dia bersyukur usaha yang dijalankan kelompoknya itu juga bisa menekan limbah ikan di Bontang. Limbah yang dulu terbuang percuma kini dihargai Rp2.000 per kg dari nelayan dan diolah menjadi tepung ikan untuk campuran bahan pakan ternak bernilai tinggi.
"Harapan saya ke depan usaha ini bisa jadi tempat pelatihan bagi anak-anak muda Bontang untuk mengembangkan ide-ide lain yang bisa jadi sumber penghasilan dan pelestarian lingkungan," tambahnya.
Sementara itu, Manager CSR & Relation Badak LNG Luhur Wibowo mengatakan, perusahaan mendorong pemberdayaan masyarakat Bontang melalui banyak program lainnya. "Semuanya berkelanjutan dan juga berhubungan, termasuk usaha pengolahan teri kelompok Berkah Laut Berjaya ini," terangnya.
Tercatat, Badak LNG dengan beragam kegiatan CSR-nya sejak tahun 2011 hingga 2024 telah memperoleh 14 Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk program "Waste Free Ocean for Future Fit Society" ini, lanjut dia, perusahaan juga menekankan pada pemanfaatan limbah. Termasuk untuk membangun workshop pengolahan, jelas dia, Badak LNG menggunakan beragam sisa material sebagai bahan bangunan, juga batako yang dihasilkan dari limbah non B3 di program lainnya.
Mengenai inovasi kontainer pengering, Luhur menerangkan bahwa teknologi sederhana yang digunakan terinspirasi dari kilang LNG. Dalam hal ini, jelas dia, uap perebusan teri dialirkan ke kontainer untuk mengeringkan teri.
"Hasilnya cukup efektif, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada cuaca untuk mengeringkan teri. Ini juga meniadakan risiko limbah akibat teri rusak karena tak bisa diolah gara-gara cuaca," tutupnya.
(Taufik Fajar)