Menurut Hasan, gaya komunikasi seperti itu dapat melemahkan soliditas pemerintah dan membuka peluang bagi pihak-pihak yang tidak menyukai kebijakan pemerintah.
“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet enggak bisa baku tikam terus-terusan di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan.
Hasan juga menilai gaya komunikasi yang terlalu “koboi” atau tampil spontan di depan publik hanya akan menghibur sementara waktu. Namun, pada akhirnya publik akan menagih hasil kerja, bukan sekadar pernyataan.
“Enggak tahu ya, mungkin tiba-tiba butuh hiburan. Jadi sekarang main entertain, ini publiklah, persepsi publik. Tapi lagi-lagi itu yang saya bilang: setelah beberapa bulan nanti, yang ditagih itu bukan lagi pernyataan, yang ditagih itu nanti pasti hasil kerjaan,” katanya.
(Feby Novalius)