Luthfi menegaskan bahwa inflasi yang terukur justru menunjukkan ekonomi yang tumbuh sehat. Karena itu, pemerintah menargetkan pergerakan sektor riil yang dinamis tanpa memicu lonjakan harga berlebihan.
“Kita dalam melakukan itu sedapat mungkin menjaga supaya inflasinya nggak naik. Tapi di dalam ekonomi, inflasi is not a sin. Jadi inflasi itu kalau terlalu rendah tandanya ekonomi lagi jelek, kalau terlalu tinggi, overheating. Jadi yang kita mau adalah sebuah ekonomi sektor riil yang bergerak tanpa menimbulkan inflasi,” tambah Luthfi.
Lebih lanjut, pemerintah akan memperkuat peran sektor perbankan dalam menyalurkan pembiayaan produktif. Langkah ini diharapkan menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Salah satunya itu kita mau men-channel likuiditas dari sektor perbankan ke sektor riil. Sehingga bisa terjadi multiple effect, terutama dari jalur kredit. Kurang lebih itu sih, among other things, yang sedang kita pikirkan juga ya, termasuk berbagai macam stimulus nanti tahun depan,” katanya.
Dengan demikian, Luthfi menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi nasional pada tahun depan.
“Kita menghadapi 2026 dengan penuh optimisme dan penuh semangat. Mudah-mudahan kita bisa membawa perekonomian ini menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya.
(Feby Novalius)